Aktivitas Gunung Merapi

Warga Lereng Merapi Sering Dengar Suara Gemuruh, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Editor: Mona Kriesdinar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Visual Gunung Merapi saat dilihat dari Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Minggu (8/11/2020).

TRIBUNJOGJA.COM - Warga di sekitar Gunung merapi kerapi kali mendengar suara gemuruh. Ini terjadi pasca-kenaikan status Gunung Merapi dari level II (Waspada) ke level III (Siaga).

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan bahwa suara gemuruh itu berasal dari tekanan magma ke permukaan.

"Penjelasan ilmiahnya terkait dengan terdengarnya suara gemuruh adalah, pada saat ada tekanan magma ke permukaan maka ada guguran-guguran terjadi," kata Hanik saat dihubungi, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Kondisi Terkini Gunung Merapi: Masih Terjadi Beberapa Kali Guguran, Gempa Vulkanik dan Low Frequency

Lalu, lanjut Hanik, tekanan itu membuat material-material di puncak tidak stabil dan mudah runtuh.

"Karena tidak stabil material tersebut ngglundung (terjatuh)," imbuhnya.

Hal itulah yang menimbulkan suara gemuruh.

"Magma kan terus menuju ke permukaan, karena ada magma yang menuju permukaan material yang di atas jadi tidak stabil," ucap Hanik.

Hanik mengakui, informasi soal aktivitas Merapi semakin banyak di media sosial.

Dirinya pun meminta warga untuk mencari informasi dari sumber terpercaya atau dari pemerintah, salah satunya BPPTKG.

Baca juga: BPPTKG Jelaskan Potensi Arah Ancaman Erupsi Gunung Merapi, Ini Penjelasannya

"Kalau dapat informasi dan ragu akan kebenarannya bisa langsung konfirmasi ke kami, karena kami punya tim informasi," ujarnya.

Selain itu, Hanik mengaku, sosialisasi terkait aktivitas Gunung Merapi telah dilakukan.

Dirinya meyakini, warga telah memahami prosedur jika terjadi guguran atau terdengar suara gemuruh.

"Sudah kita sosialisasikan kepada masyarakat, BPBD juga sudah bergerak. Jadi, saya kira semua sudah on the track," katanya.

Baca juga: Mengintip Bilik Asmara Tempat Pengungsian Warga Terdampak Gunung Merapi

Intensitas guguran

Dalam kesempatan itu, Hanik menjelaskan, berdasar laporan aktivitas Gunung Merapi pada periode pengamatan 15 November 2020 pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran di lereng Barat Gunung Merapi.

Saat itu terhitung ada lima kali (lemah hingga keras) suara gemuruh dari PGM Babadan.

Sebelumnya, BPPTKG mencatat pada hari Kamis (12/11/2020) laju deformasi Gunung Merapi rata-rata 13 sentimeter per hari.

Laju rata-rata diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM). (*)

===

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merapi Sering Bergemuruh, Apa yang Terjadi?"

Berita Terkini