Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Minggu Ini Kembali Meningkat, Berikut Rinciannya

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPPTKG Hanik Humaida

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas magma Gunung Merapi minggu ini kembali meningkat dibanding minggu lalu.

Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan intensitas kegempaan dan laju deformasi Gunung Merapi.

Dari hasil pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama periode 23-29 Oktober 2020, kegempaan Gunung Merapi tercatat 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF), 367 kali gempa Guguran (RF), 286 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Jumat (30/10/2020).

Baca juga: Tiga Pesepeda Disiram Cairan Diduga Air Keras di Jalan Palagan Sleman, Ini Kesaksian Korban

Baca juga: BREAKING NEWS: Tambahan 59 Kasus Covid-19, 1 Kasus Meninggal di DI Yogyakarta Pada 29 Oktober 2020

Sebagai informasi, kegempaan Gunung Merapi minggu lalu (16-22 Oktober 2020) tercatat 167 kali gempa Hembusan (DG), 63 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 433 kali gempa Fase Banyak (MP), 23 kali gempa Low Frekuensi (LF), 170 kali gempa Guguran (RF), dan 16 kali gempa Tektonik (TT).

Sementara, pada minggu ini dari sisi deformasi atau perubahan bentuk permukaan tubuh Gunung Merapi juga mengalami peningkatan.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 4 cm/hari.

Sementara, minggu lalu pemendekan jarak terjadi sebesar 2 cm/hari.

"Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan," ucap Hanik.

Hanik melanjutkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 54 mm/jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada 26 Oktober 2020.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkap Hanik.

Cuaca di sekitar Gunung Merapi minggu ini umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan
siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 500 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 28 Oktober 2020 pukul 08.10 WIB.

"Terdengar beberapa kali Guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut," tandas Hanik.

Baca juga: Agrowisata Roemah De Aloe Vera Banggan Kulon Progo, Sajikan Field Trip dan Ragam Olahan Lidah Buaya

Baca juga: Ini Syarat Berkunjung ke Kebun Binatang Gembira Loka dan Ini Harga Tiket Kunjungan ke GL Zoo

Dari sisi analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara pada tanggal 30 terhadap 22 Oktober 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

Perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 29 Oktober 2020 sebesar 200.000 m3.

Dari analisis foto drone tersebut, tidak teramati adanya material magma baru.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, maka disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif.

Baca juga: Dinas Kesehatan Sleman Lakukan Rapid Test di Tebing Breksi untuk Cegah Klaster Covid-19 

Baca juga: Terkikis Gelombang Laut Selatan, 10 Warung Makan di Pantai Depok Rusak

"Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan agar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi agar meningkatkan kewaspadaan," tutur Hanik.

Selain itu, Guguran lava dan letusan eksplosif berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. (uti)

Berita Terkini