Aksi Tolak Omnibus Law

Legian Garden Resto di Malioboro Hangus Dilalap Api, Ini Pernyataan Pengelola

Penulis: Yosef Leon Pinsker
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi restoran Legian Garden yang hangus dilalap si jago merah pada Kamis (8/10/2020) petang.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kerabat pemilik Legian Garden Resto, Demas (18) sangat menyayangkan insiden terbakarnya tempat usaha tersebut imbas demo berujung ricuh penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law yang berlangsung Kamis (8/10/2020) sore. 

Meski polisi belum mengeluarkan pernyataan resmi siapa dalang di balik peristiwa tersebut, namun pihaknya menduga terbakarnya restoran itu merupakan imbas dari perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja. 

"Saya melihat kerumunan di sisi selatan gerbang kantor dewan dan ada kemungkinan melakukan pelemparan ban yang lebih dulu terbakar ke atas resto," katanya dalam video pernyataan yang telah dikonfirmasi Tribunjogja.com, Kamis (8/10/2020) malam. 

BREAKING NEWS : Restoran Legian Garden di Malioboro Terbakar

Dia menyatakan, saat aksi demo berlangsung restoran memang tidak beroperasi.

Resto tersebut dikatakan hanya melayani pengunjung di saat akhir pekan.

Namun, saat unjuk rasa tersebut dirinya memang tengah beraktivitas di area resto. 

"Memang tidak terdapat korban jiwa karena memang operasional resto saat akhir pekan. Tapi semua barang-barang hancur berkeping-keping," ujarnya. 

Sebelumnya, Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah penyebab kebakaran berasal dari peserta aksi.

Dia juga belum melakukan pengecekan apakah api dipicu oleh lemparan bom molotov hingga menyebabkan restoran itu hangus dilalap api. 

Usai Aksi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Warga Danurejan Berjaga-jaga

"Kalau bom molotov atau tidak saya belum bisa memastikan," ujar Kapolresta saat dikonfirmasi.

Purwadi menyesalkan bahwa aksi unjuk rasa itu berujung ricuh dan tak terkendali.

Sejumlah korban pun berjatuhan pada insiden itu.

Bukan hanya dari peserta aksi, pun terhadap personel keamanan yang berjaga di lokasi kejadian. 

"Kota Jogja kan kota budaya, masak budayanya seperti ini, ini yang saya sesalkan. Hendaknya aspirasi itu bisa disuarakan dengan cara yang baik," pungkas dia. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkini