Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pelaku usaha dalam bidang pembuatan Sirup Jahe kian moncer.
Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa minuman jahe dapat digunakan untuk menangkal virus Corona.
Kondisi tersebut dialami oleh pemilik usaha Sirup Jahe Sumber Berkah yang berlokasi di Jalan Sorowajan nomor 102, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
"Ide awalnya jadi bapak mertua saya waktu itu menanam jahe karena panennya banyak akhirnya memiliki pemikiran untuk dijadikan sebuah minuman,"tutur Elisabeth Berty Kamis (9/7/2020)
Selanjutnya Berty kemudian berinovasi dari bahan baku jahe menjadi sirup.
"Biasanya kalau jahe kan digeprek kemudian diseduh sama gula jawa. Karena tidak tahan lama akhirnya terpikir untuk menjadikan sebuah sirup," ucapnya.
• 5 Khasiat Jahe Jika Ditambahkan ke Dalam Menu Makananmu Sehari-hari
Dengan usaha tersebut Berty menjadi anggota binaan dari UKM Bantul.
Lambat laun usaha yang dirintisnya kian menggeliat.
Dan telah mendapatkan ijin edar pemasaran.
Bahkan dengan usahanya tersebut ia sempat mengikuti satu pameran di Malaysia dan China pada 2019 lalu.
"Sirup jahe ini juga telah diekspor di China sebagai pengganti alkohol untuk menghangatkan tubuh," kata Berty.
Selain itu, ia juga sering ditunjuk oleh Dinas Koperasi dan UMKM Bantul untuk menjadi narasumber.
Dalam memproduksi sirup jahe tersebut dibutuhkan sebanyak 1 kuintal jahe setiap bulannya.
Selain varian yang berbentuk sirup, kini juga terdapat varian dalam bentuk instan dan seduh.
Untuk harga sirup jahe yang diproduksi oleh Sumber Berkah dipatok dengan harga Rp 22.000/kemasan botol kecil.
Sedangkan untuk kemasan botol besar dipatok harga Rp 40.000.
Kebanyakan yang memesan Sirup Jahe Sumber Berkah berasal dari Bali dan Jakarta.
• Bintang Todjoe Bagikan Produk Susu Jahe Merah untuk Garda Depan Penanganan Covid-19
Selain itu terdapat perbedaan produknya jika dibandingkan dengan produk lain.
Yaitu terletak pada kualitas rasa dan pengemasan.
"Biasanya saya menggunakan jahe emprit tua yang berumur 1 tahun ke atas," kata dia
Dari produksi sirup jahe tersebut, ia mendapatkan omzet puluhan juta.
Berty juga mengungkapkan, dalam merintis usaha pembuatan sirup jahe tersebut tidaklah mulus.
Ia sempat mengalami jatuh bangun.
"Dulu banyak orderan kemudian sempat juga vakum usahanya kurang lebih selama 3 bulan karena sesuatu hal tidak ada pemasukan sama sekali. Namun saya tidak mudah menyerah. Kemudian waktu pandemi Covid-19 tiba-tiba mendapatkan banjir orderan sirup jahe hingga sekarang," ucap Berty. (TRIBUNJOGJA.COM)