TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Indonesia kembali berduka.
Salah satu garda terdepan dalam melawan virus corona kembali meninggal dunia.
Miftah Fawzy Sarengat, dokter yang bertugas di RSU Soetomo Surabaya meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama lima hari akibat terinfeksi virus corona.
Dokter Miftah meninggal dunia pada Rabu (10/6/2020).
Dokter yang bertuga di IGD RSU Soetomo ini merupakan dokter ketiga di Surabaya yang meninggal dunia akibat virus corona.
Direktur Utama RSU dr Soetomo Surabaya, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, pihaknya sempat melarang dokter Miftah bertugas di ruang isolasi RSU dr Soetomo Surabaya.
Namun, almarhum memilih untuk tetap bekerja.
"Kami tidak tahu di mana beliau terinfeksi Covid-19, bisa saat bekerja, bisa kontak dengan OTG.
Terakhir saat dirawat mengalami komplikasi karena obesitas," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (10/6/2020) malam.
Adapun istri Miftah yang juga berprofesi sebagai dokter juga terjangkit virus corona.
Sang istri saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, dr Brahmana Askandar mengatakan, jenazah almarhum dilepas dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
"Almarhum adalah dokter ketiga di Surabaya yang meninggal karena Covid-19 di Surabaya.
Semoga beliau yang terakhir," ujar Brahmana.
Sebelumnya, Boedhi Harsono, seorang dokter di Surabaya dikabarkan meninggal dunia karena terjangkit virus yang sama.
Kabar duka itu disampaikan PB IDI di akun Instagram mereka, @ikatandokterindonesia.
Selasa (19/5/2020) malam.
"Beliau dikabarkan meninggal semalam (Senin malam) sekitar jam 22,00 malam di waktu Surabaya," kata Humas ID, dr Halik Malik dikutip dari Tribunnews, Selasa.
Tidak hanya Boedhi, istrinya yang juga seorang dokter juga terinfeksi corona.
IDI Surabaya akan melakukan evaluasi guna mencegah penularan Covid-19 di kalangan dokter dan tenaga medis.
"Kami terus melakukan evaluasi dan memperbarui alat pelindung diri (APD), prosedur-prosedur kami perbaiki dan diperketat agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujarnya.
Mengutip data dari http://infocovid19.jatimprov.go.id/, kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya berjumlah 3.627 kasus, ODR 5.475 orang, OTG 4.007 orang, ODP 4.040 orang, dan PDP 3.512 orang.
Sementara secara keseluruhan kasus positif di Jawa Timur berjumlah 6.798 kasus.
• Kabar Baru dari AS, Virus Corona Tembus 2 Juta, Hubungan dengan China Kritis
• Tambahan Satu Positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta, Rujukan dari Jawa Timur
Profil Dokter Miftah
Dokter Miftah Fawzy diketahui masih menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saat gugur.
Dekan FK Unair Prof Soetojo yang menjadi pemimpin prosesi pelepasan jenazah menuturkan, sosok dr Miftah merupakan dokter pembelajar dan pekerja keras.
"Kami merasa kehilangan sekali, karena dokter Miftah merupakan dokter yang rajin, pekerja keras, calon dokter terbaik kami.
Karena saat ini almarhum masih menempuh pendidikan spesialis," ujarnya sedih.
Prof Soetojo menambahkan, dr Miftah merupakan sosok yang pantang menyerah terutama dalam mengobati pasien Covid-19.
"Risiko menjadi dokter memang sangat tinggi di masa pandemik Covid-19 ini.
Oleh karenanya FK dan Unair memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya atas perjuangan dr Miftah, dan menjadikannya sebagai representasi perjuangan ikhlas dokter mengobati pasien Covid-19," lanjutnya
Menurut dr Soetojo, sosok dr Miftah yang tidak gentar dalam melakukan tugasnya mengobati pasien Covid-19 merupakan representasi perjuangan dokter yang ikhlas dan berdedikasi dalam penanggulangan Covid-19.
Sementara itu, Humas RSUD Dr Soetomo dokter Pesta Parulian mengatakan, dokter Miftah bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Dokter Miftah mengalami demam, batuk, dan muntah pada pekan lalu.
Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Husada Utama tempat istrinya bekerja.
Dokter Miftah kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo sekitar lima hari lalu.
Menurut Pesta, Miftah dirujuk ke RSU dr Soetomo karena kondisi tertentu.
"Kami sudah berusaha maksimal, namun Tuhan berkehendak lain," ujarnya.
Miftah dimakamkan sesuai prosedur pemulasaraan jenazah Covid-19 karena dinyatakan positif berdasarkan tes swab.
"Semua parameter yang kami uji juga mengarah ke Covid-19, termasuk hasil CT Scan ada bercak putih di paru-paru," katanya.
Dirut RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi SpBS mengatakan bahwa dr Miftah mengalami gejala sakit sejak tanggal 27 Mei 2020.
Saat itu ia masih praktek malayani pasien.
“Saat itu kita sudah tidak tugaskan dia di ruang isolasi karena dia kan ada obesitas, tapi dia tetap jaga dan praktek,” kata Joni.
Kemudian gejala yang dialami dr Miftah ternyata kian parah.
Pihak rumah sakit sudah melakukan swab dan hasilnya negarif. Namun keluhannya memberat dan kian terjadi komplikasi.
Dan swab berikutnya menyatakan dr Miftah terinfeksi covid-19.
“Dia sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta karena istrinya bekerja di sana. Lalu saat di reffer ke kami di RSUD dr Soetomo kondisinya sudah membutuhkan ventilator,” kata Joni.
Bahkan dr Miftah juga sempat diberikan terapi plasma convalescent. Akan tetapi karena kondisinya sudah sangat berat dan ada premorbid, sehingga beliau tidak tertolong. Dr Miftah dinyatakan meninggal dunia pagi ini pukul 10.00 WIB.
“Beliau dimakamkan di Magetan,” pungkas Joni.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Miftah Fawzy, Dokter Ketiga di Surabaya yang Meninggal karena Covid-19, IDI: Semoga yang Terakhir
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter Miftah Meninggal karena Covid-19, Sempat Dilarang Bertugas di Ruang Isolasi
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Profil Dokter Miftah Fawzy yang Meninggal Positif Covid-19, Dekan FK Unair: Calon Dokter Terbaik