TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) merilis buku berjudul Krisis Komunikasi dalam Pandemi Covid-19 pada Senin (6/4/2020).
Buku setebal 288 halaman dan ditulis oleh 44 penulis ini berisi kajian tentang persoalan pandemi Covid-19 dalam perspektif Ilmu Komunikasi.
Buku ini menyajikan tentang Covid-19 dalam perspektif Ilmu Komunikasi, mulai dari aktualisasi komunikasi sebagai ilmu, riset dan praktek, kajian tentang komunikasi publik pemerintah, serta posisi media dan publik dalam sengkarut informasi tentang Covid-19.
Penerbitan buku ini melibatkan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Universitas Muhammadiyah Buton, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Universitas Muhammadiyah Cirebon.
• Unisa Beri Subsidi Kuota Bagi Mahasiswa untuk Kuliah Online
Selain itu juga Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
“Keterlibatan kami dalam penerbitan buku ini menjadi bentuk kontribusi keilmuan prodi Ilmu Komunikasi menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Kaprodi Ilmu Komunikasi Unisa, Wuri Rahmawati.
Buku ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama, mengeksplorasi tentang perlunya aktualisasi komunikasi, baik secara teori, riset dan praktek, dalam menghadapi pandemi.
Bagian kedua mengangkat tentang persoalan komunikasi publik yang dilakukan pemerintah kala menghadapi Corona Covid-19.
Kegagapan pemerintah pusat mengelola komunikasi publik justru menambah kepanikan masyarakat.
• Unisa Produksi Hand Sanitizer Berbahan Ekstrak Bunga Lavender
Bagian terakhir membahas tentang relasi media dan publik dalam informasi Corona Covid-19, baik media massa maupun media sosial yang ditulis berdasarkan riset dan konseptual.
Ketua umum APIK PTMA, Muhammad Himawan Sutanto M.Si mengatakan keseluruhan hasil penjualan buku akan disumbangkan kepada Lazismu sebagai donasi untuk membantu tenaga medis dan masyarakat yang terkena dampak Covid-19.
“Bahkan editor dan para penulis pun tidak mendapatkan royalti dan tidak mendapatkan gratis. Semua membeli sebagai bentuk donasi,” jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)