Tribunjogja.com JOGJA -- Wilayah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi satu diantara kota tujuan bagi perantau yang balik ke kampung halaman.
Gunungkidul, Sleman, Bantul Hingga Kulonprogo adalah tujuan bagi sebagian warga Yogyakarta yang merantau ke luar kota.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyebut Yogyakarta mulai banyak perantau yang kembali ke kampung halamannya.
"Dalam perkembangannya ternyata ada kecenderungannya masyarakat Jogja mudik, karena daerah-daerah lain mungkin mereka jualan tidak laku, PHK, atau apapun, sehingga mereka mudik," kata Sultan dalam diskusi di Smart FM, dikutip Tribunjogja.com dari kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Sultan mengimbau, masyarakat Yogyakarta yang diperantauan untuk tidak melakukan mobilitas tinggi dan tetap berada di tempat masing-masing.
"Jadi semua bukan masalah boleh pulang, boleh tidak, tapi bagaimana mereka berada di tempat masing-masing.
Coba tinggal sementara 2 minggu sambil memeriksakan kalau ada yang kesehatannya menurun," ujarnya.
Kendati demikian, Sultan mengakui dirinya tak bisa menolak masyarakat yang sudah terlanjur pulang kampung.
Ia meminta, bagi mereka yang kembali ke Yogyakarta untuk melakukan karantina diri selama 14 hari.
"Sehingga pendatang yang kembali harus isolasi diri selama 14 hari. Di mana dalam 14 hari kami lakukan pemeriksaan dia positif atau tidak. Itu aja yang kami lakukan," ucapnya.
Sultan mengaku belum akan mengeluarkan kebijakan local lockdown seperti yang dilakukan oleh daerah-daerah lain.
Menurut dia, tanpa kebijakan local lockdown, secara otomatis lokasi wisata dan perhotelan di Yogyakarta sudah membatasi pelayanannya.
• Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta
"Belum sampai di situ (local lockdown), karena momentum tidak ada untuk seperti itu. Tidak usah diperintah otomatis, tidak ada orang datang. Kalau saya ya, seperti hotel dan sebagainya kan total sudah sangat menurun. Wisata juga," pungkasnya.
Sebelumnya Sultan Hamengkubuwono X memutuskan status tanggap darurat bencana terkait wabah virus corona atau Covid-19.
Status yang ditetapkan lewat surat bernomor 65/KEP/2020 mulai berlaku Jumat (20/3/2020) hingga 20 Mei 2020.
Dengan ditetapkan status tanggap darurat, maka seluruh sumber daya yang ada termasuk partisipasi masyarakat dan pemerintah bisa dikerahkan bersama-sama.
Seribuan Warga Diketahui Pulang Kampung Lebih Awal ke Gunungkidul
Catatan Tribunjogja.com, penyebaran COVID-19 yang semakin meluas membuat masyarakat memilih mudik lebih awal. Ribuan masyarakat pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, tak terkecuali ke Gunungkidul.
Bupati Gunungkidul Badingah menyampaikan sudah ada ribuan warga yang datang. Ia pun mengaku sudah melapor ke Gubernur terkait hal tersebut.
"Berdasarkan data ada 1.188 pendatang. Terbanyak berada di Kecamatan Playen, Nglipar, dan Semanu," kata Badingah melalui pesan singkat, Kamis (26/03/2020).
Terkait adanya pendatang tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul pun mengikuti arahan Gubernur DIY dalam upaya menekan penyebaran COVID-19.
Sesuai arahan, para pemudik diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari di rumahnya masing-masing.
Isolasi berarti melakukan kontak seminimal mungkin dengan tetangga hingga warga sekitar.
Isolasi dilakukan untuk memastikan apakah pendatang tersebut tertular COVID-19 atau tidak berdasarkan gejala yang dimiliki.
Mereka pun diminta untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan.
"Terkait hal ini kami juga sudah menyiapkan SK Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana COVID-19," jelas Badingah.
Badingah mengatakan SK tersebut berlaku sejak diterbitkan pada 23 Maret hingga 28 Mei 2020.
Ia pun akan terus melakukan koordinasi dengan Pemda DIY dalam menentukan arah kebijakan selanjutnya.
Sementara Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan sedang berfokus pada Gugus Tugas khusus penanganan Corona.
Fokusnya termasuk antisipasi terhadap warga yang baru mudik.
Immawan mengatakan akan membentuk Gugus Tugas tingkat Kecamatan serta meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam penanganan antisipasi COVID-19 dari pemudik.
"Nanti akan dikeluarkan imbauan dari Pemkab Gunungkidul untuk meminimalisir gerakan mudik dari warga," jelas Immawan.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta seluruh warga Yogyakarta yang 'mudik' lebih awal ke Kota Gudeg ini wajib melakukan isolasi selama 14 hari di rumah masing-masing.
Pesan tersebut disampaikan Sultan seusai menggelar rapat bersama Forkompinda di Kompleks Kepatihan, Kamis (26/3/2020).
"Kami sepakat pada rapat tadi mengambil kebijakan bahwa pendatang dari luar Yogya yang masuk ke Yogya harus diisolasi minimal 14 hari dan isolasi itu akan dilakukan pemeriksaan kesehatannya apakah positif atau negatif terhadap Covid-19, karena tidak kita lakukan di jalan-jalan tapi tempat di mana dia domisili. Sehingga Lurah, Dukuh, Babinsa, Babinkamtibmas kami kerahkan untuk mendata semua," bebernya.
Kebijakan tersebut diambil lantaran Sultan menilai belakangan ini warga Yogya yang mengais rezeki di luar kota berbondong-bondong masuk ke DIY.
Alasannya pun beragam mulai karena tempat tinggal sementara di luar kota tersebut telah ditutup, mereka yang menggantungkan hidup dari berdagang tak mendapatkan penghasilan lagi, terkena dampak PHK, hingga keleluasaan untuk bekerja di rumah.
"Sehingga belum waktunya Lebaran, tapi masyarakat Yogyakarta sudah pada pulang akibat virus. Saya punya perkiraan bahwa mereka yang perlu dipantau itu akan makin besar," urai Raja Keraton Yogyakarta tersebut.
Sultan menegaskan bahwa langkah tersebut sangat penting dikarenakan hingga saat ini kasus positif Covid-19 di DIY seluruhnya merupakan kasus impor atau dibawa orang yang telah tertular di luar DIY dan menjadi positif Covid-19 di DIY.
"Itu semua adalah produk impor dalam arti tertular. Setelah dia keluar dari Yogya maupun pembawa bibit Covid-19 masuk ke Yogya sehingga hari ini terdata lebih dari 1.000 orang yang perlu kita pantau. Dalam waktu dua hari sudah sangat tinggi (kenaikan kasus) karena mayoritas pendatang yang kembali (ke Yogya) karena wilayah yang mereka tinggali dinyatakan (zona) merah. Tanpa saya menyebut wilayah itu," ungkapnya.
Meski demikian, Sultan menegaskan bahwa bagaimanapun mereka yang pulang ini adalah warga DIY yang memang di sinilah kampung halaman mereka.
"Tapi harapan saya yang saya sampaikan kepada Bupati/Walikota maupun perangkat maupun warga masyarakat pendatang yang datang ke Yogya punya kesadaran untuk mengisolasi diri begitu masuk di Yogya dan lakukan pemeriksaan dirinya negatif atau positif (Covid-19), sehingga tidak menular kepada orang lokal dan tetangga-tetangganya bagi mereka yang positif," bebernya.
Ia pun berjanji akan membantu mereka yang datang untuk bisa memeriksakan diri di rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan.
"Punya kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dengan harapan punya kesediaan untuk isolasi 14 hari," ucapnya. (*)