Trase Tol Yogyakarta-Solo Sudah Dipastikan Tak Ada Perubahan

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trase Tol Yogyakarta-Solo di wilayah Yogyakarta

Trase Tol Yogyakarta-Solo Sudah Dipastikan Tak Ada Perubahan

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Trase Tol Yogyakarta-Solo sudah dipastikan tidak akan berubah. Proyek pembangunan tol sepanjang 22 km tersebut pun dipastikan hanya sedikit berdampak pada lahan warga.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono mengatakan dampak pada lahan pertanian pun hanya sedikit.

"Hanya sekitar 38 hektare lahan pertanian yang kena jalur tol. Secara umum itu tidak mengganggu produktivitas pangan," kata Heru di Balai Penyuluh Pertanian, Pangan, dan Perikanan (BP4) Pakem, Selasa (17/12/2019).

Heru menjelaskan, sedikitnya dampak pada lahan pertanian di Sleman lantaran konstruksi jalur tol yang dibuat elevated alias melayang.

Struktur ini juga meminimalisir dampak pada lahan milik warga.

Selain itu, pihak DP3 Sleman juga sudah mengeluarkan Perda bahwa lahan pertanian seluas 18,434 hektare sebagai lahan pangan berkelanjutan.

Artinya lahan tersebut tidak boleh dialihfungsikan dalam bentuk apa pun. Peruntukannya murni sebagai penopang kebutuhan pangan di Sleman.

"Lahan tersebut dibagi dua kategori, dimana zona inti seluas 17 ribu hektare dan sisanya sebagai zona cadangan," jelas Heru.

PPK Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo Totok Wijayanto sebelumnya menyampaikan bahwa sesuai instruksi Gubernur DIY, jalur tol dibuat melayang.

Sebab selain meminimalisir dampak pada lahan pertanian, jalur tol juga diharapkan tidak memecahkan pemukiman warga yang sudah terbentuk.

"Selain itu, jalur tol juga tidak boleh melintasi kawasan situ budaya sehingga strukturnya dipilih melayang," kata Totok.

Trase Tol Yogyakarta-Solo di wilayah Yogyakarta (Tribunjogja.com | Santi Ari)

Pengantian Lahan

Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut pihak tim persiapan masih konsentrasi dalam sosialisasi terkait dengan proyek tol Solo-Yogya-Bawen.

Untuk penggantian lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) akan dibicarakan lebih jauh dengan lintas sektor.

"Untuk saat ini, kami masih konsentrasi terkait sosialisasi, " ujar Baskara Aji, Selasa (17/12).

Aji menambahkan, pihaknya belum mengetahui secara detail LP2B yang terdampak dan juga nantinya dimana lahan penggantinya.

Hal ini lantaran akan diputuskan dengan tim terpadu lintas sektor.

" Soal (berapa luasan LP2B) itu yang tahu adalah Dispetaru DIY. Nanti, kami putuskan bersama tim terpadu, " ujar Aji.

Pihaknya menyebutkan, untuk sosialisasi ini nantinya diharapkan ada sinergitas.

Termasuk, mengedepankan dialog agar sosialisasi berjalan dengan lancar.

"Kami harapkan, semuanya bisa dilakukan dengan baik dan tak ada masyarakat yang dirugikan, "urainya.

Plang penanda lahan pangan berkelanjutan dari DP3 Sleman di daerah Gamping (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Perlu diketahui Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang terdampak proyek tol Solo-Yogya-Bawen mencapai sekitar 35,48 hektare.

Pemda DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman pun wajib mencari pengganti dan lokasi baru untuk mengganti LP2B yang terdampak proyek tol ini.

Sasongko menjelaskan, untuk melindungi LP2B ini pihaknya juga mendasarkan pembangunan harus memiliki izin pengeringan.

Adapun adanya perda RTRW ini juga menjadi salah satu aturan untuk melindungi lahan pertanian.

“Selain itu, kami juga memberikan bantuan untuk irigasi, alat dan mesin pertanian agar LP2B tetap dipertahankan,” ujarnya.

Dari data yang dipaparkan oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIY untuk LP2B di trase Solo-Yogya sebanyak 8,64 hektare.

Sementara, untuk LP2B yang kawasan Yogya-Bawen seluas 26,84 hektare sehingga total LP2B yang terdampak mencapai kurang lebih 35,48 hektare.

Dari total luasan LP2B ini ada kewajiban mengganti dan mencari lokasi yang baru. Karena, hal ini sudah ditetapkan oleh Perda RTRW DIY. Maka, harus mencari lahan pengganti dengan luasan yang sama.

Dari data yang ada sedikitnya 20 desa dan delapan kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman ini akan dilewati proyek tol Solo-Yogya-Bawen.

Di 20 desa ini akan ada sebanyak 3.628 bidang tanah dan permukiman yang terdampak dengan luasan lahan sekitar 2.211.094 meter persegi atau 221,1 hektare.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno menyebut saat ini lahan pengganti masih dalam proses. Pihaknya pun masih belum bisa memberikan keterangan lebih jauh.

"Masih proses. Silakan nanti (wartawan) bisa bertemu kami Kamis untuk keterangan lebih lanjut, " ujarnya. ( Tribunjogja.com | Agung Ismianto | Alexander )

Berita Terkini