TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bencana tanah longsor dan banjir kembali mengintai wilayah Kulon Progo seiring datangnya musim hujan tahun ini.
Masyarakat diminta lebih waspada dengan kondisi alam sekitarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat, setidaknya ada sekitar 200 pedukuhan di 21 desa yang rawan terjadi tanah longsor, terutama di kawasan perbukitan Menoreh.
Antara lain di Kecamatan Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, dan Pengasih.
Sedangkan 22 desa di lima kecamatan wilayah selatan rawan mengalami banjir saat musim hujan.
Yakni Kecamatan Wates, Temon, Panjatan, Galur, dan Lendah.
• Hujan Mulai Guyur Kulon Progo, BPBD Tingkatkan Kewaspadaan Bencana
"Tanah longsor sering melanda wilayah utara karena areanya perbukitan sedangkan sisi selatan rawan banjir. Meski sudah ada normalisasi sungai, kita tetap perlu mewaspadainya,"terang Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulon Progo, Suhardiyana, Senin (4/11/2019).
Tak hanya itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi angin kencang yang sanggup menumbangkan pepohonan rapuh.
Pasalnya, bisa saja pohon tumbang menimpa rumah warga hingga berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Saat terjadi fenomena bencan ahidrometeorologi di Maret 2019 lalu, BPBD Kulon Progo mencatat ada 50 titik tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir.
Longsor dan pohon tumbang banyak terjadi di wilayah utara sedangkan banjir melanda wilayah sepanjang aliran Sungai Serang.
• BPBD DIY Pasang Tiga Alat Early Warning System untuk Tanah Longsor di Kulon Progo
"Pancaroba bisa menimbulkan angin kencang dan pohon tumbang. Ini perlu diwaspadai,"kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi.
Untuk pengurangan dampak bencana, pihaknya menyiagakan personel selama 24 jam dan telah terpasang 90 unit perangkat early warning system (EWS) di kawasan perbukitan.
Diakuinya sebagian unit perangkat itu tidak berfungsi namun kondisi struktur tanah di lokasinya sudah menguat sehingga terbilang aman.
Namun, pihaknya berharap warga tetap meningkatkan kewaspadaan secara mandiri dan tidak hanya tergantung pada alat bantu deteksi dini tersebut.(TRIBUNJOGJA.COM)