"Kepada Pak Nadiem, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru. Kami minta aplikasi bimbingan belajar gratis pak," tulis salah seorang siswa. "Pak Nadiem, hapuskan sistem zonasi,"."Pak Nadiem, hari Sabtu jadikan hari libur ya pak," tulis siswa lainnya.
Begitu kira-kira isi dari surat yang ditulis oleh para siswa SMP Muhammadiyah 1 Alternatif atau SMP Mutual Kota Magelang yang ditulis untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Nadiem Makarim.
Surat itu ditulis bersama-sama ratusan siswa SMP Mutual Kota Magelang di halaman sekolah mereka, Kamis (24/10/2019).
Masing-masing siswa menuliskan harapan ataupun permintaan mereka kepada Nadiem.
Seperti Muhammad Hafizh Ahsani, siswa yang duduk di kelas 9, berharap Sabtu menjadi hari libur untuk para siswa beristirahat setelah selama lima hari lamanya mereka hanya belajar di sekolah.
"Yth Bp Nadiem Makarim di Jakarta, Menteri Pendidikan. Assalamualaikum pak Nadiem. Nama saya Muhammad Hafizh Ahsani. Setiap hari pagi sampai sore saya di sekolah. Pulang ke rumah jam sore, setelah itu mesti mengerjakan tugas. Begitu terus berulang setiap hari. Saya harap Sabtu jadi hari yang free, agar para siswa dapat beristirahat," tulis Hafizh dalam suratnya.
Kemudian ada salah seorang siswa lain, Rafi Abdurrouf. Dalam suratnya, ia berharap Nadiem dapat membuatkan aplikasi belahar atau bimbingan belajar secara gratis.
Rafi juga meminta Nadiem dapat memerhatikan bibit-bibit atlet sepakbola yang ada di Indonesia, sehingga sepakbola Indonesia akan maju hingga tingkat internasional.
"Kepada yang terhormat, Bpk Nadiem Mukarim, menteri pendidikan Indonesia. Assalamualikum, perkenalkan saya Rafi Abdurrouf. Kita sebagai generasi milenial ingin dibuatkan aplikasi belajar/bimbingan belajar gratis yang bisa didownload di Appstore sehingga bisa diunduh oleh masyarakat. Salam dari saya Rafi," tulis Rafi dalam suratnya kepada Nadiem.
Selain Rafi dan Hafizh, siswa lainnya menuliskan harapan berbeda.
Seperti Akmal Mahamida (14), siswa kelas 8 asal Ngadirejo, Kabupaten Temanggung yang berharap sistem zonasi dapat dihapuskan.
"Pak Nadiem, Menteri Pendidikan, Akmal minta sistem zonasi bisa dihapus. Daerah tempat tinggal saya, tidak memiliki SMA. Padahal saya ingin melanjutkan SMA di Temanggung. Nilai saya bagus, tetapi saya kalah dengan mereka yang bernilai kurang karena zonasi," tulis Akmal.
Biru Nismara Arundaya Priyono (13), siswa kelas 8, juga sama.
Ia meminta Nadiem dapat menghapuskan zonasi, agar ia dapat bersekolah sesuai pilihannya.
Biru bahkan meminta Nadiem dapat datang dan memberikan motivasi kepadanya dan teman-teman sekolahnya.
"Pak Nadiem, tolong hapuskan zonasi. Saya tingal di Kalinegoro, dan ingin bersekolah di Kota Magelang," ujarnya.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Alternatif atau SMP Mutual Kota Magelang, Wasiun, mengatakan, kegiatan ini sengaja dilakukan untuk edukasi para siswa.
Para siswa belajar menulis dan mengutarakan pendapatnya, kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Nadiem Makarim.
"Kami bersama-sama para siswa membuat surat untuk Mendikbud yang baru, Nadiem Makarim. Para siswa berharap kualitas pendidikan di Indonesia lebih baik ke depan," ujar Wasiun.
Kurang lebih ada 345 siswa SMP Mutual Kota Magelang yang mengikuti kegiatan menulis surat ini.
Para siswa dari kelas 7 sampai 9 mengikuti kegiatan ini. Surat-surat ini semua akan dikirimkan melalui kantor Pos di Magelang kepada Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim.
"Insya Allah, surat-surat ini akan kami kirim semua. Sekolah juga sudah menyediakan amplop dan nanti akan dikirim ke kantor pos di Magelang. Kami berharap surat ini dapat diterima oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Nadiem Makarim. Semoga pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik ke depan," kata Wasiun.( Tribunjogja.com |Rendika Ferri )