Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tuti Astuti (52) pada Senin (24/06/2019) siang tadi baru saja tiba bersama putra bungsunya di halaman SMA Negeri 1 Depok.
Ia ingin berkonsultasi terkait pendaftaran PPDB Online yang baru dibuka pada hari ini.
Tangan Tuti memegang map hijau berisi penuh berkas.
Sesekali ia membuka map tersebut, untuk mengecek kelengkapannya.
• 5 Inspirasi Gaya Lebaran Ala Yaseera yang Bakal Bikin Penampilanmu Tetap Kece
Saat Tribunjogja.com mendekati dan bertanya kepadanya, warga yang tinggal dekat jembatan layang Janti ini mengatakan ingin bertanya bagaimana token PPDB digunakan.
"Ini baru pertama kalinya saya melakukan pendaftaran dengan sistem online. Belum paham bagaimana caranya," tutur Tuti.
Domisilinya yang masih dalam Zona 1 membuatnya memutuskan untuk memasukkan putra bungsunya tersebut ke SMA Negeri 1 Depok.
Sekolah ini juga merupakan satu-satunya tingkat SMA negeri di Kecamatan Depok.
Meskipun demikian, Tuti mengaku masih was-was.
Pasalnya nilai Ujian Nasional (UN) anaknya di bawah batas terendah dari seluruh calon pelajar yang sudah melakukan pendaftaran.
• PPDB SMA, Sebagian Orangtua di Gunungkidul Bingung Nilai Tinggi Kalah dengan yang Lebih Rendah
Ia pun mengaku masih ragu dengan pilihannya tersebut.
"Meskipun di zona 1, saya khawatir anak saya tidak diterima lantaran nilainya rendah," kata ibu rumah tangga ini.
Jika Tuti was-was dengan hasil PPDB nantinya, Sulis (40) mengaku sangat bingung dengan sistem PPDB Online.
Ia berencana mendaftarkan putrinya ke SMK Negeri 1 Depok.
Selain mendaftar sesuai zona, Sulis harus mendaftarkan putrinya tersebut ke maksimal 3 dari 5 jurusan di sekolah tersebut.
Putrinya pun memilih Akuntansi sebagai pilihan utama, disusul perkantoran dan pariwisata.
Namun betapa terkejutnya Sulis, lantaran anaknya langsung terlempar ke pilihan jurusan ketiga.
Padahal sebelumnya putrinya tersebut masih berada di pilihan jurusan utama.
• Hari Pertama PPDB Online 2019 SMA/SMK di Sleman, Kuota SMAN 1 Depok dan SMKN 1 Depok Terisi Penuh
"Makanya saya datang ke sini untuk bertanya langsung. Terkait prosesnya sendiri buat saya tidak sulit meski baru pertama kali," jelas warga Dusun Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman ini.
Berdasarkan penjelasan pihak sekolah, Sulis mengatakan bahwa daya tampung di pilihan utama dan pilihan kedua putrinya penuh.
Akibatnya, secara otomatis ia terlempar ke pilihan ketiga.
Menurut Sulis, nilai UN yang lebih tinggi menyebabkan putrinya terlempar begitu saja dari pilihan utamanya tersebut.
Meskipun demikian, pihak sekolah menyarankan Sulis untuk kembali mengecek situs PPDB.
Sebab ada kemungkinan putrinya tersebut akan kembali mendapatkan pilihan jurusan utama yang ingin dituju.
"Nanti akan saya pantau terus perkembangannya," kata wiraswasta ini. (*)