Travel

Melihat Artefak dan Kekayaan Pulau Jawa, di Museum History Of Java

Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum History of Java di Bantul

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pulau Jawa dikenal dengan nilai luhur tradisi dan kebudayaan yang adiluhung.

Setidaknya, itu bisa dibuktikan dengan artefak, sebagai simbol kekayaan dari peninggalan nenek moyang, pada ratusan tahun silam.

Satu dari beberapa museum yang menyimpan benda-benda purbakala peninggalan masyarakat Pulau Jawa, adalah History of Java.

Baca: 8 Langkah Mudah Quick and Fresh Make Up Look dari Emina Cosmetics

Museum ini terletak di Komplek Pyramid, tepatnya Jalan Parangtritis km 5.5, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

"Dinamakan History of Java, karena museum ini memiliki koleksi mulai dari terbentuknya Pulau Jawa sekitar 2,5 juta tahun yang lalu," kata Yanuari Christyawan selaku Kepala Guide History of Java pada Tribunjogja.com, Jumat (05/4/2019).

Seperti yang dikatakan Yanuari, datang ke museum ini, pengunjung akan diajak untuk melihat berbagai macam bentuk dan rupa-rupa benda sejarah peninggalan dari Pulau Jawa.

Benda-benda itu dipajang dan tersusun rapi di dalam sebuah rak kaca, dikelompokkan ke dalam beberapa lorong berdasarkan zamannya.

Baca: Gubernur DIY Sebut Generasi Muda Harus Cintai Museum

Lorong Austronesia misalnya, lorong ini menceritakan kehidupan di Pulau Jawa zaman kapitayan.

Masyarakat Jawa, kala itu, masih mengenal kepercayaan animisme-dinamisme.

"Agama kapitayan itu cikal bakal kejawen. Sebelum datang Hindu dan Budha. Masyarakat di Jawa mengenal sang Hyang Ismoyo. Bukti peninggalannya berupa patung Semar dan Togog," ujar dia, sembari tangannya menunjukkan kedua patung itu.

Patung semar terlihat berbadan tambun, sedangkan Togog bisa dibedakan dengan bibirnya yang lebar.

Pasca zaman Kapitayan, kata Yanuari di tanah Jawa pada abad pertama mulai muncul agama Hindu-Budha.

Agama ini datang dari India.

Peninggalan dari zaman ini ditemukannya arca, lampu minyak, kendi minyak hingga Pataka Dwija Naga.

"Tempat untuk meletakkan bendera gulo kelapa atau saat ini menjadi merah putih," katanya.

Bergeser ke lorong berikutnya, ada yang namanya lorong Majapahit.

Baca: Museum Sejarah Purbakala Pleret Simpan Koleksi Peninggalan Mataram Islam

Lorong ini menyimpan koleksi benda-benda zaman kerajaan Hindu-Budha, mulai dari kerajaan Tarumanegara hingga kerajaan Majapahit.

Benda peninggalannya masih didominasi arca namun terlihat lebih rapi, termasuk ada juga arca Ken Dedes, dari Kerajaan Singosari.

Berpindah lorong berikutnya yang merupakan zaman peralihan dari zaman Hindu-Buddha menuju agama Islam.

Zaman ini ditandai dengan kehadiran Walisongo.

Termasuk zaman zerajaan Demak Bintaro sampai Mataram Islam, Sultan Agung.

"Di zaman ini benda peninggalannya identik dengan keris topeng dan wayang," terangnya.

Zaman masa itu terus berganti.

Museum yang baru diresmikan akhir tahun 2018 ini juga memamerkan benda-benda Dinasti Mataram.

Dari peninggalan raja Mataram Islam hingga keturunannya seperti Ngayogyakarta dan Surakarta.

Menariknya lagi, selain bisa belajar sejarah dan melihat benda purbakala secara nyata, museum ini juga dilengkapi dengan teknologi Augmented Reality (AR).

Baca: Museum Tani Andalkan Paket Kunjungan Rombongan

Teknologi AR merupakan semacam Barcode yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bisa melihat objek secara langsung dari layar handhone miliknya, lengkap disertai audio dan efek sehingga belajar sejarah di museum lebih menyenangkan.

Ditambahkan Public Relation Museum History of Java, Ari Wastu Jatmiko, harga tiket masuk ke museum dibanderol dengan harga Rp 30 ribu untuk wisatawan lokal dan Rp 50 ribu bagi turis mancanegara.

Harga tersebut terbilang cukup murah karena selain dapat melihat koleksi sejarah, pengunjung juga akan disuguhi mini teater sejarah.

Dimana film tersebut menceritakan jutaan tahun silam bagaimana Pulau Jawa terbentuk.

"Selain itu, kita juga ada mini teater 3D dan foto selfie Mataraman, semacam arena untuk berfoto nuansa Kampung Mataram zaman dulu," terang dia. (*)

Berita Terkini