Kota Yogyakarta

Kenalkan Anak dengan Tokoh Wayang Melalui Mural

Penulis: Siti Umaiyah
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pemeran menggunakan kostum srikandi saat acara peresmian kawasan ramah anak di kawasan sekolah Pangudi Luhur, jalan Ibu Ruswo, kota Yogyakarta, Senin (8/10/2018). Kawasan yang diberi nama Kawasan Ramah Anak Gatotkaca- Srikandi tersebut dihiasi dengan beragam mural karya para siswa dan wali murid.

TRIBUNJOGJA.COM - Warna-warni mural, dengan berbagai macam gambar menghiasi setiap sudut gang menuju PG-TK-SD Pangudi Luhur dan Kecamatan Gondomanan.

Maskot Srikandi Gatot Kaca, serta puluhan hiasan caping, kipas dari bambu, payung-payung kecil, menghiasi setiap sudut gang.

Baca: Dari Lakon Rama-Sinta Hingga Atraksi Sepeda Low Rider Meriahkan Wayang Jogja Night Carnival

Menariknya lagi, semua mural dan hiasan tersebut dikerjakan oleh tangan-tangan murid PG-TK-SD, Guru, Orangtua Murid, siswa SMA, Mahasiswa secara suka rela dan gotong royong.

Itulah, kawasan ramah anak Srikandi Gatot Kaca yang dibuat oleh PG-TK-SD Pangudi Luhur untuk memeriahkan HUT Kota Yogyakarta yang ke 262.

Anastasia Arum Sari D, selaku Kepala Sekolah PG dan TK Pengudi Luhur Yogyakarta mengungkapkan jika pembuatan mural tersebut tidaklah direncanakan sebelumnya dan dikerjakan untuk memeriahkan HUT Kota Yogyakarta.

Dia mengungkapkan jika awalnya, sekitar satu minggu yang lalu Camat Gondomanan menghubungi pihaknya untuk menghias gang Srikandi Gatot Kaca dengan hiasan-hiasan.

Namun, karena dia ingin sesuatu yang lebih menarik dan tidak hanya sekedar hiasan, maka dia membuat panitia kecil yang terdiri dari guru, orangtua untuk secara bersama-sama membuat mural.

"Saya sempat pergi ke Malang dan melihat kampung warna-warni. Dari sana langsung kepikiran kenapa tidak kita buat mural di seputaran gang ini. Kalau hanya hiasan kurang meriah. Saya sampaikan ide tersebut dan membuat panitia kecil," ungkapnya pada Tribunjogja.com.

Dia mengatakan, dalam pengerjaannya tidak sampai satu minggu dan dikerjakan dari pagi hingga pagi lagi secara bergantian.

"Untuk pengerjaan bergantian. Ada yang bisa siang, ada yang bisa malam. Bahkan yang malam mengerjakan sampai dengan jam 04.30. Murid kita juga kita libatkan untuk mengecat. Untuk yang SD kita juga berikan ruang untuk menggambar mural," terangnya.

Anastasia mengaku tidak menyangka jika semua panitia yang dibentuknya secara suka rela mengerahkan baik tenaga, waktu, pikiran maupun finansial untuk mempercantik gang Srikandi Gatot Kaca.

"Hal semacam ini bisa dikerjakan dengan membayar tukang agar lebih cepat. Tapi bukan hal itu yang kami inginkan. Kebersamaan dan interaksi orangtua, guru, dan murid itulah poinnya. Yang lebih mengharukan kita tidak memiliki anggaran untuk ini, tapi semuanya mulai dari cat, makanan, minuman orangtua murid dengan sukarela menyediakan," ungkapnya.

Dia berharap, dengan adanya mural yang penuh dengan warna tersebut bisa membuat murid-muridnya betah dan mengetahui mengenai maskot yang ditampilkan yakni Srikandi Gatot Kaca yang merupakan tokoh pewayangan.

Selain itu, dia juga berharap jika tempat tersebut bisa dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat maupun turis yang datang.

"Ini juga bisa digunakan untuk sarana foto. Kemarin sudah ada turis dari Polandia, Perancis dan Amerika yang kesini. Kita harap dengan adanya ini kita bisa membuat Yogyakarta semakin istimewa di ulang tahunnya yang ke 262," terangnya.

Ari Aprianti (40) yang putranya berada di kelas B TK Pengudi Luhur mengaku ikut gotong royong mengecat mural tersebut bersama dengan wali murid yang lain dan putranya.

Menurutnya hal-hal semacam ini memang perlu dilakukan untuk menciptakan kebersamaan dan interaksi antar semua pihak.

Apalagi hal tersebut berkaitan dengan HUT Kota Yogyakarta, yang mana Yogyakarta sendiri dari dulu dikenal dengan keramahan dan keharmonisan penduduknya.

Sudah selayaknya kebersamaan tersebut senantiasa ditingkatkan.

"Saya ikut membantu mewarnai. Sebagian ada yang dikerjakan orangtua, ada yang anak. Untuk hasil itu belakangan, yang terpenting adalah hubungan kebersamaan. Kita kerja bakti bersama, semua bergabung menjadi satu," katanya.

Menurutnya, mural semacam ini sangat menarik bagi anak-anaknya.

Adanya maskot Srikandi Gatot Kaca juga bisa mengembangkan imajinasi anak untuk bisa mereka tokoh-tokoh pewayangan.

Yang mana, ketika anak sudah tahu, dia bisa menceritakan tokoh-tokoh wayang tersebut ke teman-temannya.

Baca: Lestarikan Seni Budaya Tradisional, SKE Gelar Pertunjukan Wayang Kulit

"Ini perlu bagi saya. Soalnya kesenian seperti ini juga jarang. Tempat yang ramah anak juga jarang di kota. Apalagi ini ada wayang, yang merupakan identitas Yogyakarta. Anak lebih tahu dan kenal dengan budaya sendiri," terangnya.

Olivia Zahra Kinung Sutopo, murid kelas B TK Pangudi Luhur mengaku sangat senang dengan adanya warna-warni mural tersebut.

"Senang. Ada Srikandi, ada Gatot Kaca, gambar Ikan, Singa, Jerapah. Kalau Srikandi Gatot Kaca sudah tahu dan tidak takut. Tadi foto juga sama teman-teman," ungkapnya. (*)

Berita Terkini