Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Kepala Kanwil Kemenag DIY, Lutfi Hamid menilai seleksi dakwah yang dilakukan oleh Kabupaten Gunungkidul merupakan hal yang wajar.
"Kalau seleksi dakwah yang di Gunungkidul itu wajar. Mungkin mereka trauma, takut Khotib akan bicara kesana kemari. Kan belajar dari yang kemarin, malah ditinggal pergi," kata Lutfi, Kamis (7/6/2018).
Dari Kemenag sendiri, lanjutnya tidak mensyaratkan seleksi dakwah.
Pihaknya membebaskan masyarakat untuk memilih tema.
"Kalau dari Kemenag tidak ada itu seperti itu. Kami membebaskan masyarakat saja. Kalau kami hanya melakukan pendataan saja titik - titik mana yang digunakan untuk salat Id di DIY," lanjutnya.
Menurut data yang dikumpulkan, ada ribuan titik salat Id di DIY, sementara di Kota Yogyakarta lebih dari 300 titik.
"Lokasi itu yang menentukan dari masyarakat sendiri. Kami hanya mendata saja. Ada yang di masjid, ada yang di lapangan, ada yang ditempat umum lain. Semua dari masyarakat yang menentukan," imbuhnya.
Terkait dengan dakwah, ia mengimbau kepada Khotib untuk bijaksana.
Ia meminta Khotib untuk lebih mengedepankan nilai kebersamaan dan nilai kebangsaan.
"Dakwahnya ya yang mengandung nilai kebersamaan, jangan sampai malah jadi pemecah, atau membuat bersinggungan dengan pihak lain," tutupnya. (*)