TRIBUNJOGJA.COM - Setelah erupsi terakhir yang terjadi pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10. 48 WIB, Jumat pagi (1/6/2018) Merapi kembali terjadi erupsi pada jam 08.20 WIB.
Menurut data kegempaan yang dimiliki BPPTKG, setidaknya pada hari kemarin (31/05/18) terjadi Hembusan 4 kali, Vulkano Tektonik (VT) 5 kali dengan kedalaman dominan di bawah 3 kilometer dari puncak, Guguran 11 kali dan Tektonik 1 kali.
Terjadinya gempa VT tesebut yang menjadi indikasi proses magmatis berpengaruh pada letusan pagi ini.
"Pada erupsi sebelumnya tidak ada tanda-tanda sama sekali, tapi yang sekarang ada gempa VT, yang menunjukan ada aktifitas di kedalaman," jelas Kasi Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso.
Letusan pagi ini sendiri memiliki amplitudo maksimum 77 milimeter dan durasi selama 2 menit sedangkan tinggi kolom letusan 6000 meter dan mengarah ke Barat Laut seusai meletus ketika diamati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, yang pagi ini hadir di Kantor BPPTKG menuturkan bahwa pergerakan angin paska erupsi sudah berubah, dan material tidak lagi mengarah ke Barat Laut.
"Pada saat awal letusan, angin memangengarah ke Barat Laut, dan dari pemantauan terakhir saat ini mengarah ke Barat Daya," kata Rudy saat melakukan jumpa pers di Kantor BPPTKG.
Pada pukul 08.58 WIB di seputar Pos PGM Jrakah juga terjadi hujan abu, sementara pukul 09.02 WIB Pos PGM Selo yang mengalami hujan abu.
Pos PGM Jrakah dan Babadan juga memberikan laporan kepada BPPTKG bahwa asap putih terlihat di area hutan di sektor Barat laut yang berjarak sekitar 1,5 Kilometer dari puncak, yang dimungkinkan mengindikasikan adanya vegetasi yang terbakar.
Data deformasi juga tidak menunjukkan adanya gejala inflasi atau deflasi yang berarti. (tribunjogja)