TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Ribuan warga di Kulonprogo hingga kini masih mengungsi akibat terdampak bencana alam yang terjadi belakangan ini.
Mereka antara lain berasal dari beberapa wilayah kecamatan yang terkena bencana yakni banjir dan tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat ada 1.285 jiwa pengungsi per 30 November 2017 setelah didera bencana efek badai siklon Cempaka beberapa waktu lalu.
Sedikitnya 87 jiwa diungsikan karena bencana tanah longsor dan ribuan lainnya karena terdampak banjir.
Mereka tersebar di belasan titik pengungsian di beberapa kecamatan.
Antara lain Lendah, Panjatan, Galur, Girimulyo, dan Kalibawang.
Setidaknya ada 10 titik pengungsian korban banjir di Panjatan, Lendah, dan Galur sedangkan untuk titik ungsi korban tanah longsor ada di Girimulyo dan Kalibawang.
Baca: VIDEO : Inilah Rekaman Perburuan Buaya Lepas di Kali Soka Kwagon Godean
"Saat ini mereka masih bertahan di pengungsian karena rumahnya terendam banjir, tertimpa material longsoran, maupun berada di kawasan potensi longsor," kata Kasi kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Suhardiana, Jumat (1/12/2017).
BPBD Kulonprogo bersama Dinas Sosial serta pihak terkait telah mendirikan pos koordinasi di 13 titik lokasi pengungsian.
Yakni, tiga titik di Galur, empat titik di Panjatan, dua titik Girimulyo, dan sisanya di Kalibawang.
Suhardiana menyebut, pihaknya terus melakukan pantauan di lapangan terkait kondisi kejadian bencana maupun kondisi para pengungsi itu sendiri.
Baca: Atasi Dampak Bencana, Pemkab Kulonprogo Lakukan Penanganan Sistematis
Meski banjir cenderung sudah menyurut, hujan masih tetap berpotensi turun sehingga petugas tetap disiagakan di lapangan untuk mengantisipasi dampak bencana lain.
"Keputusan untuk membolehkan pengungsi kembali ke rumahnya dalam waktu segera ataupun nanti, itu situasional dengan melihat kondisi di lapangan dan koordinasi pimpinan. Yang jelas, saat ini mereka masih bertahan di pengungsian," kata Suhardiana.
Ia menambahkan, jumlah titik bencana paling banyak terjadi hingga 30 November berupa tanah longsor di 22 titik dan pohon tumbang di 13 titik.
Selain itu juga ada kejadian tanggul jebol, rumah roboh, serta pergeseran ataupun retakan tanah.
Banjir setidaknya hanya terjadi di beberapa titik di tiga kecamatan saja namun jumlah warga terdampaknya paling banyak.(TRIBUNJOGJA.COM)