TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kini banyak aplikasi game yang beredar dipasaran Indonesia dan menjadi permainan yang disukai banyak kalangan. Namun, mungkin jarang ditemukan game yang memiliki nilai filosofi Indonesia dan bernilai edukatif bagi anak.
Terinspirasi dari masalah lingkungan di Indonesia, dan filosofi Jawa yang terkandung dalam angka, Empat siswa SMA N 10 Yogyakarta membuat game bernama Sewidak atau dalam bahasa Indonesianya berarti engka enam puluh.
“Dalam filosofi jawa ada angka yang paling beda pengucapannya yaitu 25, 50, dan 60. Sewidak sendiri berarti Sejatining Wis Tindak, jadi manusia itu di umur 60 itu sudah waktunya untuk meninggalkan dunia,” ujar Hanif Bayu Ismail, Kamis (16/6).
Game Sewidak sendiri dibuat oleh Hanif Bayu Ismail, Dino Satria Siambodo Ardriyono, Muhammad Ihsan Satyawan, dan Lintang Pertiwi Kusuma Putri.
Hanif menjelaskan bahwa Sewidak menceritakan masa depan, ketika bumi sudah penuh polusi sehingga tak layak huni dan populasi manusia pun tinggal sedikit.
Kemudian terdapat perusahaan robot bernama lurik. Pada perkembangannya robot pun memiliki kecerdasan sehingga membuatnya memiliki logika tersendiri yang menyebabkan perbedaan pemikiran dari robot.
Dalam Sewidak, terdapat dua kubu dari robot dimana robot pertama mendukung untuk manusia tetap ada dengan logika bahwa manusia bisa berubah pikiran.
Namun disisi lain ada robot kedua yang memiliki logika bahwa manusia tetap ada maka semesta tak hanya bumi akan hancur karena manusia adalah parasit semesta.
“Kalau genrenya sendiri adalah action shooting. Jadi kita melawan musuh itu sembunyi-sembunyi,” tambah Dino.
Dino menambahkan bahwa game Sewidak terdiri dari 5 level yang mempunyai satu tujuan yaitu mencari planet baru yang serupa dengan bumi agar manusia bisa tetap ada dan planet tersebut dinamakan Kepler 186F.
Dalam permainan ini pun melibatkan 3 robot yang mereka beri nama Myrna (berbentuk pesawat), Budi (robot kodu), dan Joko (seperti UFO berbentuk bintang). Pada level pertamanya tugasnya adalah mencari Joko untuk mencari planet baru.
Level kedua dan ketiga bertugas mengumpulkan bintang agar dapat membentuk rasi bintang, dan level empat mencari rasi bintang yang tepat agar nantinya dapat melawan musuh besar.
“Selama kami uji cobakan ke teman-teman, sejauh ini koreksinya lebih kepada teks yang terlalu panjang. Anak kan terkadang tak terlalu suka baca panjang. Dan ke depannya mungkin kami ingin menjelaskan informasi namun anak bisa tahu tanpa adanya teks,” tutup Dino.
Pembuatan game ini sendiri menyabet juara 1 dalam program Microsoft YouthSpark yang diselenggarakan Microsoft Indonesia melalui program hasil kerjasama YCAB Foundation (Yayasan Cinta Anak Bangsa) dan menggandeng Microsoft Innovation Center. (tribunjogja.com)