Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kekerasan terhadap kelompok minoritas dan fenomena munculnya ideologi radikal di masyarakat telah menjadi perhatian Prodi S-3 bidang pendidikan lintas agama atau Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS).
Prodi yang digagas dari konsorsium tiga universitas ini, yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) berkomitmen terus mendidik calon mahasiswa yang selalu menyebarluaskan pengetahuan, sikap toleransi dan menjunjung tinggi kehidupan beragama.
Demikian yang mengemuka dalam penandatangan MOU antara Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD dan Ketua ICRS Dr Siti Syamsiyatun yang berlangsung di kantor pusat UGM, Rabu (24/2/2016).
Hadir dalam penandatangan MOU tersebut di antaranya Rektor UKDW Ir Henry Feriadi MSc PhD, perwakilan dari pimpinan UIN Sunan Kalijaga serta anggota pengelola ICRS.
Rektor UGM mengatakan ICRS sudah berdiri kurang lebih selama 10 tahun.
Menurutnya, pendirian ICRS ketika itu tidak sekadar konsorsium kerja sama tiga perguruan tinggi namun mengemban tugas mulia untuk menjaga semangat kebhinekaan anak bangsa.
“Konsorsium ini sebagai tempat strategik dan pas dari berbagai latar keagamaan dan budaya untuk bersatu menjaga kebhinekaan negeri ini,” kata Rektor.
Menurut Rektor, kondisi bangsa saat ini tengah diuji oleh berbagai kejadian yang menunjukkan adanya ancaman intoleransi dan gejala radikalisme. (tribunjogja.com)