Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Ratusan hektare lahan pertanian padi di Purworejo mengalami kerusakan akibat terguyur hujan abu vulkanik. Meski kerusakan tidak memicu gagal panen, namun produktivitas lahan pertanian dipastikan menurun.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan (Dipernaklautkan) Purworejo Ir Dri Sumarno melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir Eko Anang SW mengatakan, kerusakan umumnya berupa robohnya tanaman padi. Parahnya lagi, tanaman yang rusak tersebut umumnya dalam masa penyerbukan maupun siap panen.
"Kalau tanaman padi sedang dalam tahap penyerbukan atau masak susu, tanaman roboh. Hal ini mengakibatkan produktivitas gabah yang dihasilkan menurun. Selain itu, abu menyebabkan penyerbukan tidak optimal," kata Eko ketika ditemui di ruangannya, Selasa (18/2/2014).
Mengenai data kerusakan, Eko mengungkapkan, di kecamatan Ngombol lahan seluas 150 hektare mengalami kerusakan 20-50 persen. Di kecamatan Purwodadi lahan seluas 160 hektare mengalami kerusakan 10-30 persen. Sementara di kecamatan Kutoarjo lahan seluas 35 hektare mengalami kerusakan 20-50 persen. Untuk kecamatan Grabag, lahan yang rusak mencapai 75 hektare yang mengalami kerusakan 10-30 persen.
Kepada para petani yang lahannya rusak, Eko menyarankan sejumlah langkah penanganan. "Yang sudah menjelang panen, segera dipanen. Sedangkan yang masih hijau tanaman bisa diikat dan didirikan, lahan dikeringkan melalui pembuangan air yang ada di lahan," pungkasnya.(*)