Berita Kota Magelang

Kenangan Ayah Tiwi, Pegawai BPS Asal Magelang Korban Pembunuhan di Maluku

berita kasus pembunuhan pegawai BPS asal magelang di Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara

|
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie
AYAH KORBAN: Karyanto (62) saat memperlihatkan foto putri sulungnya, Karya Listyanti Pertiwi atau Tiwi (30) 

Pintu kamar yang terkunci dan tidak ada jawaban membuat mereka mendobrak masuk melalui jendela. 

Begitu terbuka, tercium bau menyengat. 

TKP: KLP alias Tiwi (30) warga Magelang, Jawa Tengah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di rumah dinasnya di Desa Soagimalaha, Kecamatan Kota Maba, Halmahera Timur.
TKP: KLP alias Tiwi (30) warga Magelang, Jawa Tengah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di rumah dinasnya di Desa Soagimalaha, Kecamatan Kota Maba, Halmahera Timur. (Tribunjogja.com/Istimewa)

Tak lama kemudian, pihak BPS mengabarkan jenazah Tiwi ditemukan sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Belakangan terungkap, permohonan cuti Tiwi pada 21–25 Juli 2025 diajukan oleh tersangka, Aditya Hanafi, menggunakan ponsel korban, setelah ia merenggut nyawa Tiwi pada 19 Juli 2025.

Pada awalnya, keluarga mengira Tiwi meninggal akibat kelelahan, mengingat kebiasaannya bekerja hingga larut malam di kantor.

“Waktu tanggal 1 kami mengasumsikan bahwa dia kecapekan kerja. Karena dengan kebiasaan kalau dia kerja tengah malam,” ujar Karyanto.

Jenazah Tiwi dikebumikan di Magelang pada 1 Agustus 2025 saat tengah malam. 

Namun, pada 4 Agustus 2025, keluarga mendapat kabar mengejutkan bahwa Tiwi ternyata menjadi korban pembunuhan.

Sejak saat itu, pihak keluarga menyerahkan proses hukum kepada kepolisian dan pendamping hukum dari BPS.

“Kami tidak bisa menuntut banyak. Hanyalah penegak hukum yang bisa menentukan semuanya. Harapan kami ya tadi, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.,” tegas Karyanto.

Sosok Tiwi di Mata Keluarga

KELUARGA KORBAN: Karyanto mengungkap bahwa putrinya sempat mengajukan untuk pindah ke Magelang setelah enam tahun berdinas di Halmahera Timur (Haltim)
KELUARGA KORBAN: Karyanto mengungkap bahwa putrinya sempat mengajukan untuk pindah ke Magelang setelah enam tahun berdinas di Halmahera Timur (Haltim) (Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie)

Bagi Karyanto, ayah Tiwi, putri sulungnya itu adalah sosok pekerja keras sejak kecil. 

Tiwi menempuh pendidikan di sekolah-sekolah favorit di Kota Magelang—dari SMPN 1 hingga SMAN 1—sebelum melanjutkan studi di Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta.

“Dia itu fighter (petarung). Kalau pekerjaan belum selesai, dia belum bisa meninggalkan kantor. Kadang sampai jam 1 malam baru pulang. Karena besok paginya harus masuk lagi untuk menyelesaikan pekerjaan,” kenang Karyanto.

Di tengah kesibukannya bekerja, Tiwi juga aktif membangun jejaring sosial dengan mengikuti komunitas yang sejalan dengan kegemarannya, yakni membaca dan menulis. 

Karyanto menyebut, putrinya adalah pribadi yang supel dan senang bergaul.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved