Sepinya Area Parkir Malioboro yang Baru, Pengelola Minta Pemerintah Tertibkan Parkir Liar
Para juru parkir dan pedagang berharap pemerintah dapat turun tangan agar area parkir Malioboro yang baru ini dapat lebih hidup.
Penulis: Santo Ari | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Juru parkir dan pedagang Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali yang kini menempati lokasi Eks Menara Kopi mengeluhkan sepinya wisatawan yang parkir di lokasi baru tersebut.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Yogyakarta yang tengah dipadati wisatawan di masa liburan sekolah.
Para juru parkir dan pedagang berharap pemerintah dapat turun tangan agar area parkir Malioboro yang baru ini dapat lebih hidup.
Pengelola area parkir Malioboro yang baru, Doni Rulianto mengungkapkan sebelumnya tiap weekend TKP Abu Bakar Ali bisa menerima 60-70 bus pariwisata. Angka yang sama juga terjadi di hari biasa jika masuk masa liburan seperti ini.
Namun kini, area parkir yang baru tersebut paling banter hanya menerima 7 bus tiap weeekend.
Di luar weekend hanya ada 1-2 bus yang parkir, bahkan ada kalanya dalam satu hari tak ada satupun wisatawan atau bus yang parkir di sana.
Jumlah tersebut turun signifikan, meskipun saat ini memasuki masa liburan sekolah.
Menurutnya, beberapa faktor yang mempengaruhi seperti bus-bus yang mencari lokasi area parkir lain, yang lebih dekat dengan Malioboro , meski itu bukan area parkir resmi.
“Pemerintah sejak awal menata kami, kami pun berharap area parkir tidak resmi yang yang melewati sumbu filosofi dapat ditertibkan. Tolong pemerintah membantu kami, agar di Kotabaru bisa hidup kembali, dan juru parkir serta pedagang bisa merasakan apa yang kami rasakan saat masih di Abu Bakar Ali,” ujar Doni, kamis (3/7/2025).
Sejauh ini jukir dan pedagang telah melakukan perbaikan gedung dan bagian pelataran eks Menara Kopi. Perbaikan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung di sana.
Selain itu devider atau pembatas jalan di depan pintu masuk area parkir yang baru juga telah dibongkar dan dibuat mekanisme buka tutup. Upaya itu ditempuh agar bus tidak kesulitan ketika akan memasuki area parkir yang baru.
Berbagai penanda arah pun telah mereka buat secara mandiri dan ditempatkan di titik strategis untuk memudahkan kendaraan mengetahui lokasi parkir Kotabaru. Namun, ternyata sampai saat ini upaya mereka tidak berbuah manis.
“Sebenarnya PO-PO bus udah kami kabari kalau kami sudah pindah, kami sadar bahwa saat ini kami harus jemput bola memasarkan area parkir ini. Kalau dulu saat di ABA, bus masuk sendiri tanpa harus kami jemput bola,” ungkapnya.
Jika kondisi sepinya pengunjung terus berlanjut, Doni menyatakan bahwa seluruh juru parkir dan pedagang akan turun ke jalan agar pemerintah dapat segera memberikan solusi yang tepat.
Sebagai informasi, kawasan TKP ABA saat ini tengah dibongkar untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam rangka penataan kawasan Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Pemindahan ke Menara Kopi menjadi bagian dari skema relokasi demi mendukung penataan tersebut.(nto)
Merespons Temuan Ulat Lalat Jangkrik pada MBG, DPRD Bantul Keluarkan Imbauan untuk SPPG, Ini Isinya |
![]() |
---|
Polres Bantul Minta Pelajar SMP Ini Buat Video Klarifikasi karena Sebar Ajakan Demo di Polsek Dlingo |
![]() |
---|
PHRI DIY Sebut Warga Jakarta hingga Bandung Ngungsi ke Jogja, Efek Unjuk Rasa |
![]() |
---|
Gelar Sambung Rasa di Desa Sumberejo, Ini Permintaan Warga Kepada Bupati Klaten |
![]() |
---|
Minta Kepolisian Tak Risau soal Mural Bernada Kritik, JPW: Jangan Terlalu Reaktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.