Permudah Akses Bus Menuju Lahan Parkir Eks Menara Kopi, Pembatas Jalan Abu Bakar Ali Dibongkar

Upaya tersebut ditempuhnya agar bus tidak kesulitan ketika hendak mengakses fasilitas yang disajikannya.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
DIBONGKAR: Sepenggal batas jalan di Jalan Abu Bakar Ali yang dibongkar dan diganti devider portable untuk memudahkan akses masuk bus ke lahan parkir eks Menara Kopi, Kotabaru. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sepenggal devider atau pembatas jalan di Jalan Abu Bakar Ali, Kota Yogyakarta, dibongkar untuk memudahkan akses masuk bus menuju kantong parkir di lahan eks Manara Kopi, Kotabaru.

Pembongkaran dilakukan secara swadaya oleh pengelola lahan parkir yang sebelumnya menempati TKP Abu Bakar Ali (ABA), dan menggantinya dengan pembatas jalan portable berskema buka-tutup.

Pengelola Lahan Parkir Malioboro di Eks Menara Kopi, Doni Rulianto, mengungkapkan, upaya tersebut ditempuhnya agar bus tidak kesulitan ketika hendak mengakses fasilitas yang disajikannya.

Sebagai informasi, sepanjang Jalan Abu Bakar Ali yang menghubungkan Jalan Pasar Kembang hingga Stadion Kridosono memang terbagi dalam dua ruas yang dipisahkan dengan devider permanen.

"Inisiatif kebersamaan, karena kami tidak mempunyai akses masuk untuk bus. Kalau lewat sebelah timur, bus kesulitan masuk, karena harus mundur," katanya, Jumat (27/6/25).

Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan untuk merealisasikan pembatas jalan portable yang sifatnya bisa dibuka dan ditutup menyesuaikan kondisi.

Menurutnya, sejak awal dipindahkan dari TKP ABA, warga sudah meminta kepada Pemda DIY maupun Pemkot Yogyakarta, supaya mendapat fasilitasi untuk memudahkan akses masuk bus semacam itu.

"Jadi, saat bus mau masuk, kami buka. Di sana ada yang menunggu. Minimal ada dua atau empat personel standby untuk menjaga di jalan itu. Panjangnya sekitar empat meter," cetusnya. 

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, menuturkan, bahwa pembongkaran pembatas jalan itu sudah dikoordinasikan dengan pihaknya.

Menurutnya, upaya tersebut sebagai bagian dari rangkaian permintaan warga atau pelaku ekonomi eks ABA kepada pemerintah provinsi, maupun kota.

"Karena proses perpindahan warga ABA ke Menara Kopi itu perlu dukungan afirmasi dari pemerintah, agar mereka secara perekonomian tetap berjalan. Itu menjadi pertimbangan siapapun, termasuk Pak Wali dan Pak Wakil Wali Kota," ujarnya.

Kadishub mengungkapkan, antara urusan teknis dalam menjalankan operasional lahan parkir dan ekonomi sosial harus senantiasa berdampingan.

Alhasil, yang terpenting bagi Pemkot Yogyakarta saat ini adalah, memastikan kelangsungan aktivitas perekonomian masyarakat di lahan eks Menara Kopi dapat berlangsung dengan baik.

"Bagaimana teman-teman eks ABA tetap beraktivitas. Semoga bisa lah, kalaupun tidak sama seperti saat dulu di ABA, tapi yang penting tetap ada aktivitas ekonomi," cetusnya.

"Urusan teknis, kita akan memonitor bersama Satlantas, nanti seperti apa. Lagipula, itu tidak asal dibuka, hanya setiap akan ada yang masuk, terus ditutup lagi," urai Arif. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved