Warga Sebut Timbulan Sampah di Aliran Kali Buntung Kota Yogya Berasal dari Hulu

Lurah Kricak, Mei Kristianti Sudarmono, mengungkapkan, sampah yang menumpuk di aliran Kali Buntung bisa dipastikan bukan berasal dari warganya.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
TIMBULAN SAMPAH: Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat meninjau timbulan sampah di aliran Kali Buntung, yang melintasi Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kemantren Jetis, Senin (16/6/25). 

TRIBUNJOGJA.COM - Beragam jenis sampah tampak memadati aliran Kali Buntung yang melintasi Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta, Senin (16/6/25).

Kemunculan timbulan sampah itu disinyalir akibat trash barrier yang jebol karena derasnya arus sungai saat intensitas hujan mengalami peningkatan beberapa waktu lalu.

Lurah Kricak, Mei Kristianti Sudarmono, mengungkapkan, sampah yang menumpuk di aliran Kali Buntung bisa dipastikan bukan berasal dari warganya.

Baca juga: Trash Barrier Jebol, Aliran Kali Buntung Kota Yogya Dipenuhi Sampah

Bukan tanpa alasan, berdasar catatannya, aktivitas pembuangan limbah warga masyarakat di Kelurahan Kricak sangat tertib, di mana seluruhnya telah menggunakan jasa penggerobak.

"Karena sudah kami petakan, basis RT semua sudah hijau dan bekerjasama dengan penggerobak. Kalau masih kesulitan, langsung dikoordinasikan dengan RT lain," tandasnya.

Setali tiga uang, Ketua RT 57 Kampung Bangunrejo, Mulyanto, menyampaikan, kesadaran warganya untuk tidak membuang sampah di aliran sungai sejauh ini sudah sangat tinggi.

Hanya saja, jebolnya trash barrier tempo hari, membuat buangan sampah dari hulu yang masuk ke aliran Kali Buntung di wilayahnya menjadi tidak terbendung.

"Ini kiriman dari atas, karena trash barrier-nya ngga tahan, kemudian jebol. Sehingga, tumpukan sampahnya itu mengalir sampai sini," cetusnya.

Kondisi diperparah dengan bronjong di aliran Kali Buntung yang rusak cukup parah, mengakibatkan sampah yang masuk dari hulu tersangkut dan tidak mengalir ke hilir.

Alhasil, selain pembersihan sungai, pihaknya juga berharap pemerintah melakukan perbaikan, dan mengganti bronjong yang selama ini dibuat dari anyaman kawat dengan semen.

"Kalau di sisinya sungai itu masih dengan bronjong, ketika trash barrier jebol, sampahnya otomatis akan tersangkut kawat. Ini buktinya, sampah dari atas menumpuk di sini," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved