Mayor Jenderal Hossein Salami Dikabarkan Tewas dalam Serangan yang Dilancarkan Israel ke Teheran
Israel menyerang wilayah timur laut kota Teheran pada Jumat (13/6/2025) dini hari.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Israel menyerang wilayah timur laut kota Teheran pada Jumat (13/6/2025) dini hari.
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel tersebut memicu ledakan cukup besar.
Berdasarkan pemberitaan media AS Axios yang mengutip dua sumber anonim yang mengetahui operasi militer tersebut, serangan itu dilakukan oleh Angkatan Udara Israel.
Reuters pun juga menginformasikan hal serupa yang mengutip dari pernyataan dua pejabat AS.
Kedua pejabat tersebut menegaskan bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan dan menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Mayor Jenderal Hossein Salami Tewas
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel menewaskan Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami.
Serangan itu menyasar fasilitas nuklir dan instalasi militer Iran.
Kematian Mayor Jenderal Salami dikonfirmasi oleh televisi pemerintah Iran (IRNA), yang juga menyebutkan bahwa Komandan Senior IRGC Gholamali Rashid turut menjadi korban, bersama dua ilmuwan nuklir terkemuka Iran Fereydoun Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi.
Statmen Resmi Israel
Sementara itu Israel menegaskan serangan yang dilancarkan dalam operasi " Rising Lion" itu bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Fasilitas pengayaan uranium utama Iran di Natanz menjadi salah satu target utama, bersama pabrik rudal balistik dan markas besar IRGC di Teheran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam video yang direkam menyebut operasi ini sebagai “momen yang menentukan dalam sejarah Israel.”
Ia menegaskan bahwa operasi akan terus berlanjut hingga seluruh ancaman terhadap keamanan nasional Israel dapat dinegasikan.
“Operasi ini akan memakan waktu selama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas menangkal ancaman pemusnahan terhadap kami,” kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa militernya telah melancarkan serangan langsung dengan menargetkan sejumlah fasilitas nuklir di Iran pada Jumat (13/6/2025).
Baca juga: Banyak Kendaraan Parkir di Dua Sisi Jalan, Polisi dan Dishub Lakukan Penataan Jalan Kapas Jogja
Dalam keterangan resmi yang dikutip dari CNN International, Netanyahu menyebut operasi yang dinamai Rising Lion merupakan bagian dari tindakan untuk mempertahankan Israel dari ancaman eksistensial.
“Beberapa saat yang lalu, Israel melancarkan operasi Rising Lion, sebuah operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel,” ujar Netanyahu dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional.
Netanyahu menjelaskan bahwa serangan ini tidak hanya menyasar infrastruktur, tetapi juga individu yang menjadi kunci dalam program nuklir Iran.
“Kami menyerang kepala program persenjataan nuklir Iran,” tegasnya.
Adapun beberapa sasaran utama yang ditargetkan, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz, para ilmuwan nuklir yang terlibat dalam pengembangan bom, serta fasilitas inti dari program rudal balistik Iran.
Serangan Akan Berlanjut, Tak Ada Kata Mundur
PM Netanyahu juga menegaskan bahwa operasi militer ini tidak bersifat satu kali, melainkan akan terus berlanjut selama dibutuhkan.
“Operasi ini akan terus berlanjut selama diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini,” katanya.
Ia menggarisbawahi bahwa tindakan militer Israel dilakukan dalam rangka pembelaan diri, dan tidak hanya untuk melindungi negaranya, tetapi juga demi stabilitas regional.
“Dalam membela diri, kita juga membela orang lain. Kita membela tetangga Arab kita. Mereka juga telah menderita akibat kampanye kekacauan dan pembantaian Iran,” ujarnya.
Menurutnya, jika serangan tidak dilakukan di khawatirkan Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu dekat, dan hal itu akan menjadi ancaman langsung bagi kawasan.
Jet Tempur Dikerahkan
Selama operasi militer besar-besaran yang disebut sebagai Operasi Rising Lion terhadap Iran, Israel diketahui menggunakan berbagai sistem persenjataan canggih.
Menurut laporan Business Insider, puluhan jet tempur dilibatkan dalam operasi ini.
Pesawat-pesawat tempur tersebut dilaporkan membawa bom presisi tinggi dan rudal udara-ke-darat, yang memungkinkan serangan akurat terhadap target yang dilindungi ketat seperti fasilitas pengayaan uranium di Natanz.
Serangan juga mencakup penggunaan drone pengintai dan pembom, untuk mengidentifikasi dan menetapkan koordinat target dengan tingkat akurasi tinggi sebelum dilakukan penyerangan oleh jet tempur.
Selain serangan udara langsung, operasi ini juga dilaporkan melibatkan unit intelijen Mossad, yang diyakini melakukan sabotase internal terhadap sistem pertahanan udara Iran.
Langkah ini bertujuan melumpuhkan jaringan komunikasi dan radar, serta menciptakan celah bagi pesawat tempur Israel untuk masuk ke wilayah udara Iran tanpa terdeteksi.
Pemerintah Iran hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait jenis senjata yang menyerang mereka.
Namun, media Iran melaporkan adanya kerusakan signifikan di beberapa lokasi militer dan ilmiah. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa seorang komandan senior Garda Revolusi Iran tewas dalam serangan tersebut.
Operasi ini memicu kecemasan global atas potensi konflik berskala luas di Timur Tengah. (*)
Serangan Drone Israel Incar Koresponden Al Jazeera di Luar Rumah Sakit Al-Shifa |
![]() |
---|
Daftar 15 Negara yang Akui Palestina, Mulai dari Prancis, Kanada Hingga Inggris |
![]() |
---|
Kisah Pilu di Balik Foto Bayi Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Iran Siapkan Skenario Baru jika Perang dengan Israel Kembali Pecah |
![]() |
---|
Iran Pulihkan Sistem Pertahanan Udara Dengan Persenjataan Tiongkok, Siap Hadapi AS Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.