Parkir ABA Dibongkar, Berikut Titik-titk Alternatif Parkir Malioboro Yogyakarta

Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan sejumlah alternatif parkir di sekitar Malioboro, termasuk beberapa lokasi sementara

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Azka Ramadhan
ALTERNATIF PARKIR: Foto dok ilustrasi. Kendaraan bermotor melintasi bangunan TKP Abu Bakar Ali, Kota Yogyakarta, yang rencananya bakal dibongkar dan disulap menjadi Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP). Pemko Yogyakarta menyiapkan alternatif parkir bagi pengunjung Malioboro. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana melakukan pembongkaran Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) yang selama ini menjadi kantong parkir utama bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Malioboro. 

Meski kebijakan ini menuai sejumlah reaksi dari pelaku parkir dan pedagang, Pemda DIY memastikan aksesibilitas menuju Malioboro tetap menjadi prioritas, seiring pengembangan kawasan ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengatakan bahwa pola kunjungan wisatawan Nusantara masih menunjukkan kecenderungan untuk mengakses destinasi secara langsung.

“Saat ini, terutama wisatawan Nusantara itu maunya bisa turun langsung di depan mall, ya. Jadi kalau mereka pakai kendaraan pribadi, dan tempat parkir Abu Bakar Ali yang selama ini menjadi andalan dibongkar atau diganti fungsinya, tentu akan ada gangguan akses di situ,” ujar Imam, Selasa (15/4/2025), di Yogyakarta.

Alternatif parkir Malioboro

Namun, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan sejumlah alternatif parkir di sekitar Malioboro, termasuk beberapa lokasi sementara yang sedang difungsikan untuk mengantisipasi kebutuhan wisatawan.

“Pemerintah kota sudah mempersiapkan lokasi-lokasi lain. Misalnya di sekitar Mandala Krida, meskipun itu sifatnya masih sementara.

Ada juga titik-titik parkir di sekitar eks UPN, Ketandan, dan beberapa lokasi lainnya. Bahkan kalau nanti tempat parkirnya lebih jauh, sudah dipikirkan juga soal shuttle-nya,” ujarnya.

Menurut Imam, upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga aksesibilitas menuju kawasan Malioboro.

“Saya rasa teman-teman di Pemkot sudah memikirkan bagaimana agar akses ke Malioboro tetap mudah. Jadi meskipun tidak melalui parkiran ABA, tetap ada alternatif. Kita hanya perlu penyesuaian,” ujarnya.

Malioboro nyaman

Lebih jauh, Imam juga menyoroti pentingnya penataan kawasan Malioboro sebagai destinasi yang nyaman.

Berdasarkan data Smart City Pemda DIY, dalam satu hari, kunjungan ke kawasan Malioboro bisa mencapai 1 juta hingga 2 juta orang.

“Bayangkan, kalau ekonomi nasional mulai pulih, jumlah pengunjung bisa makin padat. Ini bisa berdampak pada kenyamanan. Makanya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memikirkan daya dukung Malioboro. Berapa sebenarnya kapasitas idealnya? Kalau sudah ketemu titik nyamannya, kita bisa mulai mendistribusikan wisatawan ke tempat-tempat lain,” katanya.

Imam berharap, jika akses ke Malioboro sedikit dibatasi melalui pengalihan fungsi parkir, maka bisa terjadi pergeseran kunjungan ke destinasi baru yang tak kalah menarik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved