Modifikasi Motor
Scorpio Modif Trail: Motor Multifungsi dengan Sentuhan Klasik
Meski terbilang proyek pribadi, hasil modifikasinya mencerminkan perpaduan fungsi, gaya, dan karakter vintage yang kuat.
Penulis: Santo Ari | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Dunia modifikasi motor memang tak pernah sepi dari kreativitas. Salah satunya datang dari seorang pecinta otomotif yang memutuskan mengubah Yamaha Scorpio jadi motor trail tangguh bergaya klasik.
Meski terbilang proyek pribadi, hasil modifikasinya mencerminkan perpaduan fungsi, gaya, dan karakter vintage yang kuat.
Lewat tangan kreatifnya, Rizky Charlie berhasil menyulap Yamaha Scorpio menjadi motor trail bergaya klasik yang tak hanya tampil gagah, tapi juga fungsional untuk berbagai medan.
Ketertarikan Charlie pada motor klasik muncul saat ia menempuh kuliah di ISI Yogyakarta, sekitar tahun 2014.
“Dulu suka lihat barang-barang vintage, terus mulai bisa beli motor sendiri sekitar tahun 2015–2016,” kenangnya.

Diakuinya, semua motor yang berbau klasik sangat menarik untuknya, tak hanya motor trail. Namun ketertarikannya pada motor bergaya trail mulai tumbuh karena menurutnya trail adalah tipe motor paling siap diajak ke mana saja.
“Trail itu motor paling bisa diajak ke segala medan. Jalan rusak, tanjakan, atau lintasan off-road ringan, dia tetap jalan,” ujarnya.
Charlie memilih Yamaha Scorpio sebagai basis karena performa mesinnya yang cukup mumpuni untuk dijadikan trail.
“Gak ada alasan khusus, tapi Scorpio itu torsinya besar dan karakternya unik,” jelasnya.
Ia juga terinspirasi dari bentuk motor lawas seperti Yamaha DT atau Suzuki TS, yang menurutnya punya aura klasik kuat.
Secara tampilan dan teknis, Charlie melakukan cukup banyak ubahan. Rangka hanya sedikit dipotong di bagian behel belakang, tapi kaki-kaki dan suspensi dirombak total.
Ia memakai ban Dunlop DGX 01 untuk belakang, ring 21 di depan, arm seperti milik KTM, dan suspensi depan dari Scarlet.
Kelistrikan juga ditingkatkan jadi sistem fullwave agar cocok dengan lampu LED yang digunakan. Bagian favorit dari motor ini ada pada bodi yang terbuat dari campuran berbagai part vintage.
“Part-nya campur-campur, justru itu yang bikin tampilannya unik dan beda,” ujarnya.
Dari sisi mesin, Scorpio miliknya telah di-oversize untuk meningkatkan performa.
“Standar Scorpio itu torsinya besar tapi larinya lambat. Saya pengin tenaganya lebih responsif, jadi saya upgrade mesinnya,” katanya.
Proses ini jadi bagian tersulit karena harus mencoba beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang pas. Waktu pengerjaan pun terbilang cukup panjang karena Charlie harus menyesuaikan dengan budget.
“Maklum, anak kuliahan. Nabung dulu baru beli part-nya. Dan part-nya pun kadang langka,” tambahnya sambil tertawa.
Dari segi performa, motor hasil gubahannya terasa lebih responsif dan bertenaga, mengingat dari CC-nya saja mengalami peningkatan dari yang standarnya 225cc menjadi 230an CC.
Meski belum diuji di trek off-road ekstrem, motor ini sudah dicoba untuk trabas ringan dan hasilnya cukup memuaskan.
“Belum profesional banget, tapi buat jalanan rusak dan trabasan ringan udah enak. Buat saya yang bukan jagoan off-road, udah lebih dari cukup,” kata Charlie.
Soal biaya, Charlie memperkirakan total modifikasi, termasuk pembelian motor telah menelan dana sekitar Rp 20 jutaan.
Dalam kesempatan itu, Charlie juga berbagi pesan bagi para penggemar otomotif yang ingin terjun ke dunia modifikasi motor trail.
“Layak banget dicoba. Motor trail itu paling fungsional. Bisa tampil gagah tapi juga tangguh di berbagai kondisi. Dan yang penting, puas ngerakit sendiri,” tutupnya.(nto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.