Pedagang Merasa Lesu, Permintaan Telur dan Ayam di Bantul selama Ramadan Turun

Sekarang, untuk permintaan telur itu rata-rata dua kuintal per hari, sedangkan untuk Ramadan tahun lalu bisa sekitar tiga sampai empat kuintal / hari

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
PERMINTAAN TELUR: Produk telur di tempat pelaku usaha telur dan ayam Fathur Broiler di Kapanewon Imogiri, Kamis (13/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Momen Ramadan 2025, jual beli sejumlah komoditas di Kabupaten Bantul, tidak banyak mengalami peningkatan. Seperti halnya untuk jual beli komoditas telur dan ayam.

Hal itu dirasakan oleh pelaku usaha telur dan ayam Fathur Broiler di Kapanewon Imogiri, Bejo Sihono. Bejo menyampaikan, momen Ramadan kali ini sangat berbeda dengan Ramadan sebelumnya. 

"Sekarang, untuk permintaan telur itu rata-rata dua kuintal per hari, sedangkan untuk Ramadan tahun lalu bisa sekitar tiga sampai empat kuintal per hari," katanya kepada awak media, di tempat usahanya, Kamis (13/3/2025).

Permintaan ayam broiler saat Ramadan 2025 ini hanya sejumlah sembilan kuintal per hari. Sedangkan Ramadan tahun lalu, permintaan komoditas itu bisa sampai satu ton per hari.

Kondisi itu membuat pihaknya merasa lesu.

Pasalnya, daya konsumsi masyarakat kali ini tak kunjung meningkat. Padahal, saat momen Ramadan ia selalu merasakan adanya peningkatan permintaan konsumen. 

Tingginya permintaan konsumen kerap berimbas pada harga jual. Namun, dikarenakan permintaan kali ini tak sebanding atau sama seperti tahun lalu, harga jual mengalami fluktuatif. 

"Untuk harga telur saat ini sedang turun, sekitar Rp22 ribu - Rp23 ribu per kilogram, kalau tahun lalu saya lupa. Sedangkan, harga daging ayam Rp30 ribu per kilogram, kalau tahun lalu Rp36 ribu per kilogram," tuturnya.

Pihaknya memperkirakan, saat momen H-7 Idulfitri 2025 harga jual dua komoditas tersebut masih standar dan tidak mengalami peningkatan. 

"Kelihatannya sih enggak ada kenaikan harga. Kelihatannya loh ya. Karena dari sisi produksinya banyak, sedangkan serapannya berkurang," papar dia.

Sementara itu, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Perindustrian dan Perdagangan Bantul, Zona Paramitha, memperkirakan, lesunya permintaan dua komoditas tersebut dikarenakan daya konsumsi masyarakat yang sedang menurun.

"Kan kalau hari biasa, orang makan sehari tiga kali. Itu makan pagi, siang, dan sore atau malam. Tapi, karena momen Ramadan, jadi sehari makan dua kali. Ramadan ini orang hanya makan saat buka puasa dan sahur saja," tutur dia.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved