TOL YOGYAKARTA-BAWEN: 54 Bidang Tanah di 7 Desa Wilayah Magelang Dibayar Pekan Depan
Pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Yogyakarta-Bawen kini sedang berlangsung di wilayah Magelang.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com -- Pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Yogyakarta-Bawen kini sedang berlangsung di wilayah Magelang.
Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani menjelaskan, UGR dibayarkan untuk 95 bidang tanah di delapan desa.
"Hari ini (Kamis) total nilai nominal ganti rugi yang dibayarkan mencapai Rp61 miliar."
"Alhamdulillah semuanya datang. Kalau biasanya kita lihat UGR yang besar, hari ini ada yang kecil juga, seperti 0,3 meter dengan nilai Rp232 ribu."
"Ini membuktikan bahwa hak masyarakat sejengkal pun tidak terlewatkan," katanya Kamis (6/3/2025).
Selain itu diungkapkan ada 54 bidang tanah di tujuh desa yang telah disetujui oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan akan diproses pembayarannya pada pekan depan.
"Yang hari ini pembayaran untuk Desa Karangkajen, Pancuranmas, dan Girirejo di Kecamatan Secang."
"Kemudian Desa Purwodadi, Kecamatan Tegalrejo dan Desa Bojong, Kecamatan Mungkid. Lalu Desa Sidomulyo, Tampir Kulon, dan Desa Tempak di Kecamatan Candimulyo," katanya.
"Untuk minggu depan, pembayaran akan dilakukan di Desa Karangkajen, Madusari, Donorejo, Tampingan, Banyuurip, Purwodadi, dan Tampir Kulon," sambung Yani.
Proses pembayaran UGR proyek Tol Jogja-Bawen di Magelang saat ini sudah dituntaskan pada seksi 1 hingga 4.
Sementara seksi 5 masih dalam tahap penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
"Seksi 1 hingga 4 sudah selesai pembayaran. Untuk seksi 5, saat ini masih dalam proses penilaian. Data sudah diserahkan ke KJPP, tinggal menunggu hasilnya.
"Jika hasil penilaian sudah turun, kita akan lanjut ke tahap musyawarah," pungkas Yani.
Uang Ganti Rugi

Uang Ganti Rugi (UGR) proyek Tol Jogja-Bawen kerap dikaitkan dengan angka fantastis, mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah.
Namun, tidak demikian bagi Asrofi Fauyan, warga Desa Sidomulyo, Candimulyo, Magelang.
Ia hanya menerima Rp232.144 karena lahan miliknya yang terdampak proyek tol tak lebih luas dari keset kaki yakni hanya 0,3 meter persegi.
Asrofi ditemui di Kantor Desa Tampir Kulon, Kecamatan Candimulyo, pada Kamis (6/3/2025) usai mengikuti tahap pembayaran UGR.
Awalnya ia tidak mengetahui bahwa tanahnya terdampak proyek tol.
"Dulu awal proses saya itu nggak tahu. Saya itu oleh perangkat desa ditanya, kok belum mengumpulkan berkas? Saya bilang, memangnya kena (proyek tol)? Tapi saya nggak tahu yang kena berapa. Ternyata setelah dicek benar cuma kena 0,3 meter," tuturnya.
Meski merasa sedikit kecewa karena luas tanah yang terkena proyek hanya sedikit dan uang ganti rugi yang diterima juga kecil, Asrofi tetap mendukung pembangunan tol ini dengan mengikuti proses pembebasan lahan.
Bahkan, sempat terbersit di benak Asrofi untuk mengikhlaskan tanahnya.
Namun, karena dapat menghambat proses administrasi pembebasan lahan, ia tetap menjalani seluruh prosedur yang diperlukan untuk melepas tanahnya sesuai anjuran pemerintah.
"Perasaannya ya agak kecewa karena kenanya sedikit, dapatnya sedikit. Tapi saya juga nggak papa, itu juga mendukung kemajuan lah."
"Yang jelas itu (proyek tol) untuk orang banyak. Aslinya saya sedikit pun nggak dibayar nggak papa. Tapi sama pemerintah nggak bisa, dalam artian nanti repot dalam hal administrasi, itu aja," ujarnya.
Tanah yang terkena proyek tol merupakan tegalan sawah atau lahan kosong yang hanya ditumbuhi pisang dan bambu.
Tanah tersebut merupakan warisan dari orang tuanya, sementara kakaknya berada di Sumatra.
Saat ditanya untuk apa uang ganti rugi tersebut, Asrofi menjawab singkat.
"Untuk sedekah saja," ujarnya.
Sebelumnya, ia juga pernah menerima UGR sekitar Rp600 juta untuk tanah milik orang tuanya yang terkena proyek tol tahun lalu.
Target Tersambung 2030
Proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawenn yang menghubungkan wilayah DIY dan Jawa Tengah ditargetkan rampung dan secara keseluruhan tersambung di tahun 2030.
Pembangunan kontruksi saat ini terus berjalan. Namun demikian kelanjutan dari proyek strategis nasional ini membutuhkan dukungan dari Pemerintah, terutama untuk proses pengadaan lahan yang hingga kini belum bebas, agar kontruksi dapat berjalan sesuai target yang ditentukan.
Direktur PT Jasamarga Jogja- Bawen (JJB) Dwi Winarso mengatakan, pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen, terutama di seksi 1 dan seksi 6, yang pembangunan kontruksinya telah dimulai sudah ada target waktunya.
Kontruksi seksi 1 yang menghubungkan Junction Sleman sampai Simpang Susun Banyurejo ditargetkan selesai di bulan Oktober tahun 2026. Adapun seksi 6 yang dibangun dari Bawen menuju Ambarawa ditargetkan pada Desember tahun 2025.
"Untuk pembangunan seksi 2, dimulai tahun 2026 dan selesai di tahun 2028. Sehingga secara total, enam seksi, akan selesai keseluruhan di tahun 2030. Jadi secara keseluruhan begitu," katanya, Rabu (26/2/2025).
Ia mengungkapkan, progres pembangunan di dua seksi yang sedang dibangun berjalan lancar.
Di seksi 1 misalnya, progres pengadaan lahan sudah menyentuh 95 persen dengan total kontruksi sudah mencapai 76 persen.
5 persen lahan yang belum bebas, saat ini dalam dalam proses pembebasan.
Dwi menyebut berkas pengadaan tanah sudah masuk ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk meminta persetujuan pembayaran.
Sedangkan di seksi 6 lahan yang sudah dibebaskan 65 persen. Sisanya juga masih berproses.
Adapun progres di seksi 2 hingga 5 belum berjalan signifikan.
Dwi mengatakan, progres pengadaan tanah secara akumulatif di seksi berikutnya masih di angka 42 persen.
Padahal rencana mulai dibangun tahun depan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jateng DIY, Khusairi mengatakan pembangunan proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawen di seksi 1 dan seksi 6 yang saat ini berjalan tidak ada masalah, artinya optimis bakal selesai sesuai jadwal.
Kendati demikian, pembangunan di seksi berikutnya kemungkinan ada revisi pembiayaan karena kebijakan efisiensi anggaran.
Sebab itu, kata dia, Jasamarga berinisiatif untuk meminta dukungan pemerintah untuk kelanjutan proyek jalan tol ini.
Adapun dampak dari efisiensi, tidak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap perubahan target waktu yang telah ditetapkan.
"Mungkin ada review-review kembali terhadap target yang akan diselesaikan. Dari awal mungkin selesainya di tahun 2028, mungkin ada pergeseran nanti. Tergantung dari pembiayaan dari Jasamarga," katanya.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dengan biaya investasi senilai Rp 14, 26 triliun ini terdiri dari 6 seksi.
Yaitu seksi 1 menghubungkan Sleman - Banyurejo sepanjang 8,5 kilometer.
Kemudian disambung seksi 2, Banyurejo - Borobudur sepanjang 15,26 kilometer.
Seksi 3 Borobudur - Magelang sepanjang 8,8 kilometer.
Seksi 4 Magelang - Temanggung sepanjang 16,26 kilometer.
Seksi 5 Temanggung - Ambarawa sepanjang 22,56 kilometer dan terakhir seksi 6 dari Ambarawa - Bawen sepanjang 5,21 kilometer.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini dibangun dengan 2x2 lajur dan lebar lajur 3,6 meter. Ada 4 simpang susun dan satu junction (persimpangan jalan).
Kontruksi design menggunakan at grade sepanjang 69,51 kilometer dan elevated 6,31 kilometer.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini nantinya akan terkoneksi dengan jalan tol Solo- Jogja - YIA di Kulon Progo sebagai jaringan jalan tol pendukung kawasan pariwisata khususnya di Yogyakarta, Solo dan Jawa Tengah.((Tribunjogja.com/Tro/rif)
Staf Pengajar Universitas di Yogyakarta Asal Magelang Edarkan Sekretom Ilegal |
![]() |
---|
Indosat Gandeng Erafone dan Oppo Hadirkan Festival Belanja di Jateng dan DIY |
![]() |
---|
Ribuan Ijazah Wisudawan UNY Terlambat Keluar, Rektor Sebut Tinggal 30 Persen yang Masih Diproses |
![]() |
---|
Brajamusti dan Bobotoh Resmi Berdamai, Ini Harapan Kapolresta Yogyakarta |
![]() |
---|
Kontingen LTUB SMA Negeri 4 Kota Magelang Berlaga di Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.