Ramadan 2025

Padusan, Tradisi Sucikan Diri Sambut Bulan Ramadan, Begini Sejarahnya

Sejarah tradisi Padusan. Ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram, sebelum ajaran Islam masuk ke Pulau Jawa.

TRIBUNJOGJA.COM/Amalia Nurul
TRADISI PADUSAN. Foto masyarakat sedang padusan di Sendang Kasihan, Minggu (5/5/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM - Padusan adalah tradisi masyarakat Jawa untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Nama “Padusan” berasal dari kata Bahasa Jawa “adus” yang artinya “mandi”.

Arti kata Padusan adalah mandi suci untuk membersihkan diri sebelum menyambut datangnya bulan Ramadan.

Dikutip dari Gramedia.com, dalam tradisi Padusan, masyarakat akan beramai-ramai melakukan mandi di sebuah sungai, kolam renang, atau objek mata air setempat dengan anggapan dapat menghanyutkan dosa-dosa pada masa lalu. 

Hal tersebut menjadi wujud penyucian diri, menyucikan jiwa dan raga, sebelum masuk bulan suci Ramadan.

Menariknya, tradisi Padusan sudah ada dan berlaku sebelum ajaran Islam masuk ke Pulau Jawa.

Pada zaman Kerajaan Majapahit, para ksatria, brahmana, hingga empu terbiasa mandi besar untuk menyucikan diri. 

Dapat dikatakan tradisi Padusan merupakan adopsi dari kebudayaan peninggalan agama Hindu, Budha, dan Animisme yang sebelumnya telah berkembang di Pulau Jawa.

Padusan yang menjadi tradisi adat Jawa tersebut akhirnya berhasil dipadukan dengan agama Islam oleh para Wali Songo. Tradisi ini bermakna bahwa sebelum meminta rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Tradisi Padusan kemudian dilakukan secara turun-temurun, dari nenek moyang, sampai sekarang.

Tidak ada aturan resmi tentang pelaksanaan Padusan

Ada yang hanya mandi biasa dengan niat membersihkan diri, ada juga yang menggunakan prosesi tertentu.

Beberapa masyarakat melakukan Padusan di sumber mata air yang dianggap “keramat”. 

Ada juga yang melakukan padusan di wisata air sambil bermain air bersama keluarga.

Salah satu tradisi Padusan unik ada di di Pemandian Cokro Tulung, laten, Jawa Tengah. Di sana, terdapat prosesi khusus dalam tradisi Padusan

Biasanya, pengunjung di Cokro Tulung adalah muda-mudi yang duduk di depan kolam kecil. Kolam ini sebagai mata air. Selanjutnya, mereka akan bergantian mengguyur kepala satu sama lain menggunakan gayung berisi air kembang.

Bagaimana tradisi padusan di tempat tinggal Anda?

(Tribunjogja.com/ANR)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved