PSIM Yogyakarta Pertahankan Rafinha, Yusaku dan Omid untuk Musim Depan

PSIM Yogyakarta mempertahankan tiga legiun asing agar terus membela klub di Liga 1 musim depan dengan perpanjangan kontrak baru agar tak hengkang

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA / Almurfi Syofyan
SELEBRASI: Striker PSIM Yogyakarta, Rafinha saat melakukan selebrasi di Stadion Mandala Krida, Senin (17/2/2025) usai memastikan membawa PSIM naik kasta ke Liga 1. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PSIM Yogyakarta mempertahankan tiga legiun asing agar terus membela klub di Liga 1 musim depan dengan perpanjangan kontrak baru agar tak hengkang ke klub lain.

Seperti diketahui, PSIM Yogyakarta di Liga 2 2024/2025 diperkuat oleh tiga legiun asing yakni, Rafael De Sa Rodrigues, Yusaku Yamadera dan Omid Popalzay.

Tak hanya legiun asing, sebagian besar pemain lokal yang mengantar PSIM naik kasta juga akan dipertahankan manajemen.

"Sebagian besar (pemain lokal) harusnya kita bawa ke Liga 1 dan kalau tiga asing kita bawa semua," ujar Direktur Utama PSIM Yogyakarta, Yuliana Tasno, Rabu (19/2/2025).

Seperti diketahui, Rafael Rodrigues atau karib disapa Rafinha dan Yusaku Yamadera didatangkan sejak awal musim. Keduanya menjadi pemain kunci PSIM di musim ini.

Rafinha mencatatkan 19 gol dari 21 laga. Torehan ini membuat dia menjadi top skor kompetisi untuk sementara.

Sedangkan Yusaku Yamadera merupakan pemain yang tak tergantikan di lini pertahanan PSIM di musim ini.

Pemain asal Jepang ini mencatatkan 22 kali penampilan di musim ini. Torehan ini jadi yang terbanyak dari semua pemain PSIM.

Adapun Omid Popalzay direkrut oleh PSIM pada bursa transfer paruh musim dari PSPS Pekanbaru.

Baca juga: PSIM Yogyakarta Tampil Trengginas di Liga 2 Musim Ini, Bonus Mengalir Deras Sejak Fase Pendahuluan

Meski datang di tengah musim, namun Omid sudah mencatatkan 9 penampilan dengan catatan 1 gol dan 1 umpan gol.

Hadirnya membuat lini tengah PSIM lebih seimbang dan kreativitas serangan menjadi lebih tajam.

Liana mengatakan, dalam mengarungi kompetisi Liga 2 musim ini tak semuanya bisa dilalui oleh PSIM dengan manis.

Ada beberapa fase PSIM sempat gagal meraih kemenangan dan membuat posisi tim masuk 8 besar terancam. Pihak klub akhirnya mengambil keputusan besar yang menuai pro dan kontra.

"Aku melihatnya gini. Aku nggak mikirin kepentingan pribadi aku sendiri. Aku nggak mikirin orang caci maki aku. Satu yang aku pikirin bagaimana ini (PSIM) lolos dulu," jelasnya.

Setelah melalui berbagai dinamika jelang masuk babak 8 besar dan akhirnya lolos ke Liga 1, Liana mengaku lega bisa menjadi bagian dari PSIM naik kasta.

"Inilah indahnya sepak bola. Orang yang terjun ke sepak bola ini harus orang yang gila. Kalau nggak, nggak bakal bisa tahan sama tekanan atau dinamikanya," ucapnya.

"Sebagai seorang pemimpin klub harus bekerja dengan integritas dan ketulusan karena ketulusan itu mau PSIM nggak bisa lolos atau gimana Tuhan akan membuka jalan," tandasnya. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved