Daftar Negara di Dunia yang Resmi Memblokir TikTok, Berbayakah Aplikasi Ini?

Platform ini juga menghadapi berbagai kontroversi, terutama terkait privasi data, keamanan nasional, dan moderasi konten

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
Daftar Negara di Dunia yang Resmi Memblokir TikTok, Berbayakah Aplikasi Ini? 

TRIBUNJOGJA.COM – TikTok, platform video pendek yang populer, telah menjadi fenomena global sejak diluncurkan pada 2016.

Namun, platform ini juga menghadapi berbagai kontroversi, terutama terkait privasi data, keamanan nasional, dan moderasi konten.

Sejumlah negara telah memutuskan untuk membatasi atau bahkan melarang TikTok, baik secara penuh maupun sebagian.

Hal ini dipicu oleh kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pengguna dan potensi ancaman terhadap keamanan nasional, terutama mengingat TikTok dimiliki oleh perusahaan Tiongkok, ByteDance.

Dalam artikel ini, kami akan membahas alasan di balik larangan TikTok di berbagai negara, dampaknya, serta daftar negara yang telah memblokir aplikasi ini.

Baca juga: Cara Mengubah Facebook Biasa Menjadi Facebook Pro: Langkah Mudah Hasilkan Uang dari FB

Mengapa TikTok Dilarang di Berbagai Negara?

TikTok telah menjadi sorotan pemerintah dan pakar keamanan karena beberapa alasan:

  1. Kekhawatiran Privasi Data: TikTok dituduh mengumpulkan data pengguna dalam jumlah besar, yang dikhawatirkan dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok.
  2. Keamanan Nasional: Beberapa negara menganggap TikTok sebagai ancaman potensial terhadap keamanan nasional, terutama terkait hubungan tegang dengan Tiongkok.
  3. Moderasi Konten: TikTok dikritik atas penyebaran informasi palsu, bias politik, dan konten tidak pantas.
  4. Pengaruh Geopolitik: Ketegangan politik antara Tiongkok dan negara lain sering kali menjadi latar belakang larangan ini.

Daftar Negara yang Resmi Memblokir TikTok

Berikut adalah daftar negara yang telah memblokir TikTok, baik secara penuh maupun terbatas, beserta alasan utama di balik keputusan tersebut:

Afghanistan

Alasan: Dilarang sejak 2022 oleh pimpinan Taliban untuk melindungi kaum muda dari "penyesatan".

Australia

Alasan: TikTok dilarang pada perangkat pemerintah federal karena masalah keamanan data.

Belgia

Alasan: Larangan pada perangkat pemerintah federal terkait keamanan siber, privasi, dan misinformasi.

Kanada
Alasan: Perangkat pemerintah federal dilarang menggunakan TikTok karena risiko privasi.

Denmark
Alasan: Kementerian Pertahanan melarang penggunaan TikTok di telepon kerja karena alasan keamanan.

Uni Eropa
Alasan: Lembaga-lembaga Uni Eropa melarang TikTok pada perangkat staf karena kekhawatiran keamanan data.

Prancis
Alasan: Pegawai pemerintah dilarang menggunakan TikTok dan aplikasi media sosial lain di perangkat kerja.

India
Alasan: Dilarang secara nasional sejak 2020 karena masalah privasi dan ketegangan politik dengan Tiongkok.

Indonesia
Alasan: Fungsi ritel daring TikTok dilarang untuk melindungi usaha kecil, tetapi aplikasinya tetap dapat diakses.

Nepal
Alasan: TikTok dilarang karena dianggap mengganggu keharmonisan sosial.

Selandia Baru
Alasan: Anggota parlemen dan staf dilarang menggunakan TikTok di perangkat kerja karena risiko keamanan.

Norwegia
Alasan: TikTok dilarang di perangkat pemerintah karena masalah keamanan.

Pakistan
Alasan: Diblokir beberapa kali sejak 2020 karena mempromosikan konten tidak bermoral.

Taiwan
Alasan: Perangkat pemerintah dilarang menggunakan TikTok karena risiko keamanan nasional.

Inggris
Alasan: Larangan pada perangkat pemerintah karena kekhawatiran keamanan data.

Somalia
Alasan: TikTok dilarang bersama dengan Telegram karena kekhawatiran penyebaran konten ekstremis.

TikTok dan Kontroversi Global

Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia.

Namun, hubungan perusahaan ini dengan pemerintah Tiongkok terus memicu kontroversi, terutama di negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik tegang dengan Tiongkok.

Kritikus menyoroti risiko pengumpulan data besar-besaran oleh TikTok yang berpotensi digunakan untuk kepentingan geopolitik.

Di sisi lain, pendukung TikTok berpendapat bahwa platform ini adalah alat inovatif untuk hiburan, edukasi, dan aktivisme. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved