Pemblokiran TikTok di AS Bakal Untungkan Meta dan Google, Ini Penjelasan Analis

Meta dan Google bakal diuntungkan karena akan semakin merajai bisnis periklanan di AS jika TikTok diblokir.

Editor: Yoseph Hary W
freepik
Ilustrasi TikTok 

TRIBUNJOGJA.COM - Analis dari eMarketer menyebut Google dan Meta, induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, bisa menjadi pihak yang akan paling diuntungkan dengan pemblokiran TikTok di AS.

Meta dan Google bakal diuntungkan karena akan semakin merajai bisnis periklanan di AS jika TikTok diblokir. 

Ilustrasi TikTok
Ilustrasi TikTok (pixabay)

TikTok bersiap menutup operasinya di Amerika Serikat (AS), Minggu (19/1/2025) mendatang. 

Hal itu akan dilakukan aplikasi besutan ByteDance tersebut apabila Mahkamah Agung (MA) tidak mengabulkan permohonan banding darurat untuk menangguhkan pemblokiran TikTok di AS.

Sebenarnya TikTok memiliki opsi untuk dialihkan ke perusahaan AS agar bisa terus beroperasi dengan normal di Negeri Paman Sam.

Beberapa nama juga sempat disebut berminat meminang TikTok, seperti Elon Musk dan YouTuber MrBeast.

Akan tetapi, TikTok lebih memilih menutup aplikasinya untuk 170 juta penggunanya di AS, ketimbang harus menjual perusahaan.

Alasan penutupan TikTok yang selama ini digaungkan pemerintah AS adalah soal ancaman keamanan nasional serta data pribadi pengguna.

Banyak penduduk AS meyakini TikTok adalah alat mata-mata pemerintah China.

Akan tetapi, ada pula spekulasi soal platform dan perusahaan lokal AS yang bakal diuntungkan dari pemblokiran TikTok di AS.

Meta (induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp) serta Google, disebut menjadi pihak yang akan paling diuntungkan dengan pemblokiran TikTok di AS, menurut analis dari eMarketer.

Sebab, keduanya merajai bisnis periklanan di AS selama bertahun-tahun.

Selama bertahun-tahun, sebelum kehadiran TikTok di AS, gabungan Meta dan Google menguasai pendapatan iklan digital di Amerika.

Puncaknya di tahun 2017, di mana secara total, keduanya menguasai 54 persen pendapatan iklan di AS (Google: 34,7 persen, Meta: 20 persen), berasarkan laporan Insider Intelligence.

Di tahun 2022, total pendapatan iklan keduanya mulai menurun.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved