PSIM Yogyakarta

Rafinha Kesulitan Cetak Gol di Dua Laga Terakhir, PSIM Yogyakarta Perlu Dimensi Permainan Baru

Penyerang andalan Laskar Mataram yang telah mencetak total 12 gol sepanjang musim ini, gagal menambah koleksi golnya dalam dua pertandingan terakhir.

TRIBUN JOGJA / Almurfi Syofyan
Striker PSIM Yogyakarta, Rafael Rodrigues alias Rafinha 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bomber PSIM Yogyakarta, Rafael Rodrigues alias Rafinha, menghadapi tantangan besar di putaran kedua fase penyisihan grup Liga 2 2024/2025

Penyerang andalan Laskar Mataram yang telah mencetak total 12 gol sepanjang musim ini, gagal menambah koleksi golnya dalam dua pertandingan terakhir. 

Manajer PSIM Yogyakarta, Dyaradzi Aufa Taruna, mengungkapkan bahwa tekanan besar yang diterima Rafinha menjadi salah satu penyebab penurunan performanya.

Ia menceritakan bahwa Rafinha merasa kerap menjadi sasaran perhatian lawan. 

"Rafa cerita ke saya, bahwa di putaran kedua ini dia merasa semua orang seperti kesel sama dia. Bawaannya mau 'ngegaprak' dia saja. Setiap kali dia di-marking, biasanya ada dua sampai tiga orang yang menjaga dia," ujar Dyaradzi. 

Situasi ini, menurut Dyaradzi, telah menjadi perhatian serius tim pelatih, khususnya Coach Erwan.

Ia menegaskan perlunya strategi alternatif untuk mengatasi situasi di mana Rafinha menjadi fokus penjagaan ketat lawan. 

"Artinya, ketika Rafa di-marking ketat, harus ada second line, winger, atau gelandang serang yang muncul untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Rafa. Karena, pada dasarnya, yang kita butuhkan bukan hanya Rafa yang mencetak gol, tapi tim secara keseluruhan yang produktif, baik itu Rafa atau pemain lain," tambahnya. 

Baca juga: PSIM Yogyakarta Tak Tambah Pemain Baru Jelang Babak 8 Besar Liga 2 2024/2025, Ini Alasannya

Dyaradzi juga mengakui bahwa pada putaran pertama, PSIM Yogyakarta sangat bergantung pada kontribusi Rafinha.

Ketika performa Rafinha menurun, tim pun kesulitan menemukan solusi di lapangan. 

Ia menyebutkan pengalaman serupa pada musim lalu, ketika pemain Ari Maring gagal berkembang, dan performa PSIM Yogyakarta juga terpengaruh. 

"Tidak bisa hanya mengandalkan Rafa seorang. Sekarang, dengan adanya tambahan pemain seperti Saldi, Arya, dan Arly,, kita bisa menambah dimensi permainan PSIM," jelas Dyaradzi. 

Dengan pemain-pemain baru tersebut, tim pelatih diharapkan dapat menciptakan variasi serangan yang lebih efektif. 

Fokus utama kini adalah memastikan produktivitas tim secara kolektif, bukan hanya mengandalkan satu pemain sebagai tumpuan utama. 

Coach Erwan dan tim pelatih pun telah berkomitmen untuk memperbaiki pola permainan PSIM Yogyakarta agar lebih solid dan mampu menghadapi situasi sulit di putaran kedua ini. 

"Ini sudah menjadi perhatian khusus bagi Coach Erwan dan tim. Mereka siap memperbaiki kekurangan ini," tutup Dyaradzi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved