PSIM Yogyakarta

Peluang PSIM Yogyakarta Tembus 8 Besar Setelah Ditahan Imbang Persekat Tegal

Bagi PSIM, tambahan satu angka dari lawatan di Tegal itu tak mengubah posisi mereka karena masih berada di peringkat 3 klasemen

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Iwan Al Khasni
Dok. PSIM Yogyakarta
Pemain PSIM Yogyakarta, Edgar Amping mendapat pengawalan ketat dari pemain Persekat Tegal saat kedua tim bertemu di Stadion Trisanja, Tegal, Sabtu (4/1/2025). 


TRIBUNJOGJA.COM, TEGAL - PSIM Yogyakarta menelan hasil imbang saat melawan tuan rumah Persekat Tegal dalam lanjutan pertandingan babak penyisihan Liga 2 2024/2025.

Bermain di Stadion Trisanja, Tegal, Sabtu (4/1/2025) malam, kedua tim sama-sama tak mampu mencetak gol. Laga ditutup dengan skor sama kuat 0-0.

Bagi PSIM, tambahan satu angka dari lawatan di Tegal itu tak mengubah posisi mereka karena masih berada di peringkat 3 klasemen sementara dengan 26 poin dari 15 laga.

Namun, nasib PSIM untuk lolos ke babak 8 besar kini tak bisa ditentukan oleh mereka sendiri. Sebab, langkah mereka bergantung ke hasil laga Bhayangkara FC, Persijap dan Adhyaksa FC.

Tiga ini, bersama PSIM masih sama-sama berpeluang merebut tiket ke babak 8 besar dari Grup 2.

Persijap dan Adhyaksa FC akan saling sikut pada laga, Minggu (5/1/2025) malam. Bila Persijap menang atau imbang, posisi PSIM di peringkat 3 klasemen untuk sementara masih aman.

Namun, bila Adhyaksa FC yang memetik kemenangan, maka mereka akan mengkudeta posisi PSIM di peringkat 3, sebab Adhyaksa FC hanya terpaut 2 poin dari PSIM.

Juara Liga 3 musim lalu itu berada di peringkat 4 dengan koleksi 24 poin dari 14 laga.

Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro, tetap bersyukur dengan tambahan satu poin dari laga kontra Persekat Tegal meski Laskar Mataram membidik kemenangan.

"Hasil ini poin yang kami dapat kami syukuri, walaupun kami ingin memenangkan pertandingan tapi poin satu itu penting juga. Walau apa yang jadi rencana kami memenangkan pertandingan tidak tercapai," ujar Seto.

Menurut Seto, pada laga kontra Persekat, jalannya laga tak sesuai dengan keinginannya karena alur bola tak maksimal dan pemain dirasa terbeban dengan target menang.

"Jalannya pertandingan kali ini di babak pertama tidak berjalan seperti yang kami rencanakan, aliran bola tidak berjalan dan mungkin ada beban tersendiri dari pemain untuk memenangkan pertandingan," ujarnya.

Kemudian, lanjut Seto, kehilangan Muhammad Fariz akibat kartu merah di babak kedua juga merubah strategi pertandingan yang dilakukan di babak kedua.

"Di babak kedua kita ada perubahan dan kita kehilangan satu pemain menjadikan PR buat kami, tapi konsentrasi dari pemain lebih dan sebenarnya kami bisa mengimbangi," imbuhnya.

Dia pun mengakui jika hasil imbang kontra Persekat itu merupakan hasil terbaik yang didapat oleh Laskar Mataram.

"Beberapa peluang kami dapatkan tapi tidak maksimal. Persekat juga bermain cukup baik, banyak peluang. Saya pikir hasil ini terbaik buat kami," tukasnya. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved