Mengenal 10 Sunah Makan dalam Islam: Panduan untuk Kehidupan Sehari-hari

Artikel berikut membahas mengenai 10 sunah-sunah harian dalam makan, amalan meneladani sang Rasul.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pinterest
Keluarga sedang makan bersama 

TRIBUNJOGJA.COM – Islam memberikan tuntunan lengkap untuk menjalani kehidupan sehari-hari baik yang wajib maupun sunnah untuk dilakukan, termasuk dalam hal makan.

Mulai dari mengucap basmalah sebelum makan dan hamdalah sesudah makan, berikut pembahasannya: 

1. Tasmiyah saat akan makan

Dari Umar bin Abu Salamah, ia berkata: Saat aku masih anak-anak dalam pengasuhan Rasulullah, tanganku kesana kemari dalam wadah makanan, kemudian Rasulullah berkata kepadaku, 

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.

“Wahai anak, ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada di dekatmu.” (HR Bukhari: 5376, Muslim: 2022)

Hukum mengucapkan basmallah masih diperselisihkan, ada yang menyampaikan sunnah dan ada yang berpendapat hukumya wajib karena Rasulullah yang memerintahkannya.

Sebagai umat muslim, dianjurkan untuk tidak meninggalkannya, jika ia lupa maka disunnahkan mengucapkan “bismillah awwaluhu wa akharahu”

Selain memerintahkan tasmiyah, Rasulullah memerintahkan untuk makan dengan tangan kanan agar tidak menyerupai setan.

Jika seorang umat muslim tidak membaca basmallah maka setan akan ikut makan dengannya, sedangkan jika makan minum dengan tangan kiri maka dia menyerupai setan.

2. Makan makanan yang terdekat

Sebagaimana Nabi bersabda, “Dan makanlah yang ada di dekatmu.”

Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa memakan makanan yang ada di tempat tangan orang lain merupakan sikap yang tidak beretika dan kurang sopan, dan itu dapat membuat orang lain merasa jijik, apalgi makanan itu berkuah. 

3. Mengambil makanan yang terjatuh, membersihkannnya, lalu memakannya.

Disunahkan bagi kita untuk mengambil makanan yang jatuh dan membersihkan bagian yang kotor, kemudian memakannya.

Tindakan ini termasuk mempraktikkan sunnah dan menghalangi setan untuk menyertai kita ketika sedang makan

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ

“Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan.”

4. Menjilati jari-jari 

Disunnahkan bagi kita untuk menjilati jari untuk membersihkan sisa makanan yang menempel.

Jadi disunnahkan untuk tidak membersihkan sisa makanan menggunakan tisu atau semacamnya sebelum menjilatinya.

Lanjutan dari hadits Jabir sebelumnya, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

وَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى فِى أَىِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ

“Janganlah dia sapu tangannya dengan serbet sebelum dia jilati jarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.”

5. Tidak menyisakan makanan yang ada di piring sedikit pun

Disunnahkan bagi kita untuk tidak menyisakan sedikit pun makanan di tempat makan karena bisa jadi terdapat keberkahan yang ada pada makanan tersisa tersebut.

إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ الْقَصْعَةَ قَالَ  فَإِنَّكُمْ لا تَدْرُونَ فِي أَيِّ طَعَامِكُمْ الْبَرَكَةُ :

“Apabila suapan salah satu dari kalian jatuh hendaknya ia membersihkan dari kotoran dan memakannya dan jangan ia tinggalkan untuk setan. Dan kami diperintahkan untuk mengusaap nampan dengan jari dan menjilatinya karena beliau bersabda kembali: Karena kalian tidak mengetahui di bagian makanan  yang mana keberkahan itu berada.”

6. Makan dengan tiga jari

Kita disunnahkan untuk makan dengan tiga jari seperti ketika mengambil kurma.

Ibnu Utsmaimin menjelaskan bahwa lebih baik seseorag makan dengan tiga jari: jari tengah, telunjuk, dan ibu jari yang menunjukan ketawadhu’an dan tidak rakus.

Hal ini dilakukan pada makanan yang dapat diambil menggunakan tiga jari, adapun makanan yang tidak dapat diambil menggunakan tiga jari seperti nasi maka tidak apa apa jika lebih dari tiga jari. 

7. Bernapas tiga kali di luar tempat minum

Bernapas tiga kali ketika minum yaitu bernapas di luar gelas, dan bernapas di dalam gelas adalah makruh. 

Dari Abu Qatadah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallah bersada, “Jika kalin minum maka janganlah mengambil nafas dalam wadah air minumnya.”  HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

8. Mengucapkan hamdallah setelah selesai makan

Mengucapkan hamdallah setelah makan merupakan bentuk pujian kepada Allah dan membuat-Nya ridha. 

Diriwayatkan dar Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, Rasullulah bersabda,

“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang makan suatu makanan, lalu ia memuji-Nya atas makanan tersebut atau minum suatu minuman, kemudian memuji-Nya atas minuman tersebut.” (HR Muslim:2743)

9. Menyantap makanan bersama-sama

Disunnahkan bagi kita untuk bersama sama dalam menyantap makanan.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhuma, Rasulullah bersabda,

“Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR Muslim: 2059)

10. Memuji makanan jika terasa lezat

Disunnahkan bagi kita untuk memuji makanan jika terasa lezat.

Suatu hari Nabi bertanya kepada istrinya mengenai lauk dan berkata: Kita hanya memiliki cuka. Dan beliau makan menggunakan cuka. Kemudian bersabda, “sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR Muslim: 2052).

Kita tidak boleh mencela makanan dan dianjurkan untuk memujinya, jika Rasulullah  merasa suka dengan makanan, maka beliau akan memujinya.

(MG Alya Hasna Khoirunnisa)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved