Penjabaran Lengkap Materi Kimia Bab 4 Kelas 12: Makromolekul Organik

Rangkuman menarik tentang mata pelajaran Kimia BAB 4 kelas 12 SMA, dengan tema Makromolekul Organik

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Buku Paket Kimia Kelas 12
Berikut penjelasan lengkap materi Kimia BAB 4 Kelas 12 SMA: Makromolekul Organik 

TRIBUNJOGJA.COM-Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari rangkuman menarik tentang mata pelajaran Kimia BAB 4 kelas 12 SMA, dengan tema Makromolekul Organik 

Berdasarkan buku Kimia yang ditulis oleh : Galuh Yuliani, dkk

Yang mana siswa diharapakan mampu mengidentifikasi reaksi redoks dan membedakan antara elektrolit kuat, lemah, dan nonelektrolit. 

Kalian akan mampu mengidentifikasi struktur polimer, menyebutkan jenis-jenis polimer.

Membedakan reaksi polimerisasi dan mendiskusikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari. 

Kalian juga akan mampu menganalisis berbagai polimer yang ada pada sistem makhluk hidup maupun lingkungan sekitar.

Berikut penjelasan lengkap materi Kimia BAB 4 Kelas 12 SMA: Makromolekul Organik

A.      Pengertian dan Struktur Polimer

Molekul-molekul kecil dapat bergabung satu sama lain melalui ikatan kovalen membentuk molekul yang berukuran besar.

Bagian-bagian molekul kecil ini dinamakan ‘mer’.

Poli berarti banyak, sedangkan mer berarti bagian.

Dengan demikian, polimer merupakan hasil penggabungan dari bagian-bagian kecil yang amat banyak.

Satu molekul polimer dapat tersusun dari ribuan monomer, karenanya tidak mungkin kita menggambarkan keseluruhan struktur dari polimer.  

Penamaan polimer berdasarkan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) dapat didasarkan pada sumber monomernya.

Nama polimer diawali dengan ‘poli’ yang berarti banyak, diikuti nama monomernya.

B.      Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi adalah proses penggabungan monomer-monomer (molekul kecil) menjadi rantai panjang atau struktur tiga dimensi yang disebut polimer.

Ada dua jenis utama reaksi polimerisasi:

1.      Polimerisasi Adisi: Monomer dengan ikatan rangkap, seperti etilena, bergabung tanpa menghasilkan produk samping.

 Contohnya adalah pembentukan polietilena dari etilena.

2.      Polimerisasi Kondensasi: Dua jenis monomer bergabung, biasanya dengan melepas molekul kecil seperti air atau HCl.

 Contohnya adalah pembentukan nilon dari asam adipat dan heksametilendiamin.

Polimerisasi menghasilkan material penting seperti plastik, karet, dan serat sintetis.

Baca juga: Penjabaran Jawaban Soal Ayo Cek Pemahaman Uraian Kimia Kelas 12 BAB 4: Makromolekul Organik

C.      Jenis-jenis Polimer

Polimer dapat dikelompokkan berdasarkan asal, sifat fisis, dan proses pembuatannya:

1.Berdasarkan Asal:


Polimer Alam: Ditemukan di alam, seperti protein, selulosa, dan karet alam.


Polimer Sintetis: Dibuat secara kimia, seperti plastik (polietilena, polipropilena) dan karet sintetis.

2. Berdasarkan Sifat Fisis:


Termoplastik: Dapat dilelehkan berulang kali tanpa merusak struktur kimianya, seperti PVC dan polistirena.


Termoset: Mengalami pengerasan permanen saat dipanaskan, tidak dapat dilelehkan ulang, seperti bakelit dan melamin.

3. Berdasarkan Proses Pembentukan:


Polimer Adisi: Terbentuk dari polimerisasi adisi, seperti polietilena.


Polimer Kondensasi: Terbentuk dari polimerisasi kondensasi, seperti nilon dan poliester.


D.      Hubungan Struktur dan Sifat Polimer

Struktur polimer mempengaruhi sifatnya:

  • Panjang rantai: Rantai lebih panjang membuat polimer lebih kuat dan tahan panas.
  • Cabang: Polimer bercabang lebih fleksibel, sedangkan yang linear lebih keras.
  • Ikatan silang: Memberikan kekuatan dan elastisitas lebih tinggi.
  • Susunan taktis: Polimer isotaktik lebih kristalin dan kuat, ataktik lebih fleksibel.
  • Interaksi antarmolekul: Ikatan antarrantai meningkatkan kekuatan dan kekakuan.

Sifat ini menentukan aplikasi polimer, seperti plastik fleksibel, serat kuat, atau karet elastis.

E.       Plastik

contoh contoh plastik
Gambar.1 Contoh contoh plastik

Plastik mencakup banyak polimer organik sintetik atau semisintetik.

Penamaan ‘plastik’ diperoleh dari sifatnya yang dapat dibentuk dan dicetak-ulang.

Plastik dapat mengandung zat tambahan lain yang ditambahkan saat proses pembuatannya dengan tujuan untuk meningkatkan performanya.

Plastik ditemukan pada abad ke-19, dimana pada saat itu berhasil disintesis dari polimer alam yang diproses secara kimia.

Plastik pertama yang merupakan polimer sintetik adalah Bakelit.

Plastik ini murah, kuat dan tahan lama.

Saat ini, plastik bakelit masih digunakan pada sirkuit listrik, dimana sifat insulasi dan resistensinya sangat menunjang penggunaannya.

F.       Polimer Alam

Polimer alam adalah polimer yang secara alami terdapat di lingkungan dan dihasilkan oleh makhluk hidup.

Beberapa contoh polimer alam meliputi:

  • Protein: Terbuat dari rantai panjang asam amino, berperan penting dalam struktur dan fungsi tubuh makhluk hidup.Karbohidrat:
  • Seperti selulosa pada tumbuhan, pati, dan glikogen, berfungsi sebagai sumber energi dan komponen struktural.Asam Nukleat:
  • DNA dan RNA menyimpan dan mentransfer informasi genetik.
  • Karet Alam: Berasal dari getah pohon karet, elastis dan tahan lama, digunakan dalam berbagai produk elastis.

Polimer alam banyak digunakan di bidang medis, pangan, dan industri karena sifatnya yang biokompatibel dan dapat terurai.

G.      Biopolimer 

Organik Biopolimer organik ditemukan pada organisme hidup.

Makromolekul ini diantaranya adalah karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak (lipida).

Namun, lemak tidak termasuk golongan polimer.

Semua makromolekul ini sangat diperlukan dalam kehidupan. 

(MG Annisa Nur Khasanah)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved