Advertorial
Jogja Menyapa, Jembatan Budaya bagi Mahasiswa dari Seluruh Nusantara
Yogyakarta telah lama menjadi tempat pertemuan berbagai latar belakang dan budaya, membentuk mozaik indah yang menyatukan kita dalam perbedaan
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Suasana hangat dan semarak mewarnai acara "Jogja Menyapa" yang digelar di Halaman DPAD DIY, 25-26 Oktober 2024, mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul untuk merasakan langsung keramahtamahan DI Yogyakarta.
Acara yang mengangkat tema "Migunani, Murakabi, Mrantasi" ini berhasil menciptakan atmosfer yang inklusif, di mana mahasiswa baru dapat saling mengenal, berbagi pengalaman, dan tentunya, belajar lebih dalam tentang budaya Yogyakarta. Berbagai rangkaian acara menarik disajikan, mulai dari pertunjukan seni tradisional, workshop budaya, hingga bazar UMKM.
"Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini. Selain mendapatkan banyak teman baru, saya juga jadi lebih paham tentang budaya Jawa," ujar Nathan, mahasiswa asal Medan.
Salah satu daya tarik utama acara ini adalah adanya berbagai stan yang menampilkan kekayaan budaya Yogyakarta. Selain itu, sejumlah seniman lokal juga turut memeriahkan acara dengan menampilkan pertunjukan tari dan musik.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X yang hadir mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa dari 38 provinsi di Indonesia dan sejumlah negara asing bukan hanya untuk menimba ilmu, tetapi juga untuk memperkaya nilai-nilai budaya lokal.
"Selamat datang di Yogyakarta, kota yang penuh dengan nilai-nilai luhur budaya. Kehadiran kalian di sini akan berkontribusi dalam mempererat tali persaudaraan dan memperkaya keragaman budaya," ujar Sri Paduka.
Sri Paduka menjelaskan bahwa Yogyakarta telah lama menjadi tempat pertemuan berbagai latar belakang dan budaya, membentuk mozaik indah yang menyatukan kita dalam perbedaan.
Mengutip falsafah Jawa “Manunggaling Kawula Gusti,” Sri Paduka mengajak semua mahasiswa untuk melebur dalam harmoni dan menghargai perbedaan sebagai kekuatan bersama.
"Ini adalah kesempatan besar untuk mempercepat proses pembauran dan akulturasi. Kalian dapat menjadi jendela bagi masyarakat Yogyakarta, memperkenalkan kekayaan tradisi dari daerah masing-masing," tambahnya.
Sri Paduka juga menekankan pentingnya pluralisme sebagai pondasi masyarakat yang adil dan inklusif.
"Dengan memahami esensi pluralisme, kita dapat menghindari prasangka dan bias. Lingkungan Yogyakarta harus tetap kondusif, aman, dan nyaman untuk mendukung proses pendidikan dan pengembangan diri para mahasiswa," tegasnya.
Sri Paduka mengajak mahasiswa untuk menjadikan Yogyakarta sebagai tempat di mana persatuan dalam keragaman dapat diwujudkan.
"Semoga perjalanan kalian di Yogyakarta ini akan menjadi awal dari kesuksesan dan kontribusi yang lebih besar bagi bangsa dan negara," ujar Sri Paduka.
Dalam kesempatan yang sama, Sekda DIY Beny Suharsono menyampaikan, DIY sebagai kota pelajar, memiliki daya tarik yang unik bagi mahasiswa baru dari berbagai penjuru Indonesia. Dengan warisan budaya yang kaya, lingkungan yang mendukung kreativitas, serta berbagai potensi wisata, Yogyakarta menawarkan pengalaman belajar dan hidup yang istimewa. Dengan mengenal Yogyakarta secara lebih dekat, mahasiswa baru diharapkan dapat lebih cepat beradaptasi, menemukan inspirasi, dan memanfaatkan potensi yang ada di kota ini.
"Dengan semangat saling berbagi dan kolaborasi, "Jogja Menyapa" akan menjadi platform bagi mahasiswa baru untuk belajar, bereksplorasi, dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan komunitas Yogyakarta, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan keistimewaan kota ini selama masa studi mereka," ujar Beny.