Kunci Jawaban

Penjabaran PPKN Kelas 11 Unit 4: Studi Kasus Pelanggaran Norma dan Regulasi Halaman 97-98

Pelanggaran norma dapat menurunkan rasa hormat dari teman sebaya dan guru, sehingga berdampak pada reputasi dan citra diri.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Capture Buku Pelajaran PPKN Kelas XI Kurikulum Merdeka
PPKN KELAS 11 (10) 

TRIBUNJOGJA.COM - Perhatikan penjabaran soal dan jawaban pelajaran PPKN kelas XI yang diterbitkan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Berikut ini penjabaran soal dan jawaban pelajaran PPKN kelas 11 UUD RI 1945 Unit 4 : Studi Kasus Pelanggaran Norma dan Regulasi, halaman : 97-98 Kurikulum Merdeka.

Siswa diharapkan mengerjakan soal – soal terlebih dahulu dan menggunakan kunci jawaban ini sebagai bahan referensi dengan dampingan orang tua.

BAGIAN 2 : UUD RI 1945 | Unit 4 : Studi Kasus Pelanggaran Norma dan Regulasi

PPKN KELAS 11 (10)

Uji Pemahaman | Halaman : 97-98

a. Sebutkan contoh pelanggaran norma dan kesepakatan berdasarkan pengalaman di sekolah! 

Jawaban : Berikut  contoh pelanggaran norma dan kesepakatan yang umum terjadi di sekolah, antara lain :

1. Pelanggaran Waktu : Seorang siswa sering kali terlambat masuk kelas  meskipun  ada perjanjian untuk datang tepat waktu.

2. Penggunaan telepon seluler : Siswa menggunakan telepon seluler selama pelajaran meskipun ada peraturan yang melarang penggunaan telepon seluler di dalam kelas.

Baca juga: Pembahasan PPKN Kelas XI UUD RI 1945 Unit 2 : Hubungan Antarregulasi Halaman 86

3. Bolos sekolah : siswa melanggar perjanjian kehadiran dengan tidak menghadiri kelas tanpa izin.

4. Perilaku Bullying : Siswa yang mengancam atau menindas teman sebayanya melanggar norma kesopanan dan saling menghormati.

5. Kecurangan : Siswa yang menyontek saat ujian melanggar standar kejujuran akademik yang telah disepakati.

Contoh-contoh ini menunjukkan betapa pentingnya kepatuhan terhadap standar dan perjanjian untuk memastikan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung.

 

b. Mengapa kita perlu menaati norma dan kesepakatan? 

Jawaban : Kepatuhan terhadap kode etik dan perjanjian diperlukan karena beberapa alasan penting, antara lain :

1. Menciptakan Ketertiban : Norma dan kesepakatan membantu terciptanya suasana ketertiban di sekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan  lancar.

2. Menjaga hubungan sosial : Ketaatan pada norma berkontribusi pada hubungan  harmonis antara siswa, guru, dan staf sekolah.

Hal ini membantu membangun rasa saling menghormati dan percaya.

3. Hindari Konflik : Menaati kesepakatan yang ada dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik dan perselisihan antar siswa.

4. Pembangunan Karakter : Ketaatan pada norma berkontribusi pada pengembangan karakter yang baik, seperti disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran.

5. Mendukung Lingkungan Belajar yang Positif : Norma dan kesepakatan yang dihormati mendukung pembelajaran dan menciptakan lingkungan  di mana setiap orang merasa aman dan dihargai.

Oleh karena itu, kepatuhan terhadap norma dan kesepakatan sangat penting untuk membangun komunitas yang sehat dan produktif di sekolah.

 

c. Apa dampak dari melanggar norma dan kesepakatan? 

Jawaban : Pelanggaran terhadap norma dan perjanjian dapat menimbulkan berbagai akibat negatif, antara lain:

1. Konflik  Siswa : pelanggaran dapat menimbulkan konflik dan ketegangan antar siswa serta merusak hubungan sosial di dalam sekolah.

2. Lingkungan belajar yang buruk : Kegagalan mematuhi standar  menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk belajar dan mempengaruhi konsentrasi dan konsentrasi siswa.

3. Sanksi atau Penalti : Siswa yang melanggar Perjanjian  dapat dikenakan sanksi, termasuk skorsing atau tindakan disipliner lainnya.

4. Penurunan Rasa Hormat : Pelanggaran norma dapat menurunkan rasa hormat dari teman sebaya dan guru, sehingga berdampak pada reputasi dan citra diri.

Baca juga: Penjabaran PPKN kelas XI UUD RI 1945 Unit 2: Hubungan Antarregulasi Halaman 86

5. Dampak Emosional : Pelanggaran dapat menimbulkan dampak emosional negatif pada orang yang melakukan pelanggaran, serta menimbulkan perasaan bersalah dan penyesalan.

6. Membangun Kebiasaan Buruk : Ketika pelanggaran dianggap sepele, siswa menjadi terbiasa melanggar aturan, yang dapat mempengaruhi perilakunya di kemudian hari.

Memahami pengaruh-pengaruh tersebut memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya menaati norma dan kesepakatan di lingkungan sekolah.

 

 

( MG Wijaningtyas Ayu Syafutri )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved