Pantun Hari Ini

Pantun Untuk Para Penjilat dan Pemimpin Gila Hormat, pengin dianggap malaikat padahal laknat,Cakep!

Pantun Untuk Para Penjilat dan Pemimpin Gila Hormat, anak buah penjilat pada pimpinan gila hormat, pengin dianggap malaikat padahal laknat, Capek Coi!

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
zoom-inlihat foto Pantun Untuk Para Penjilat dan Pemimpin Gila Hormat, pengin dianggap malaikat padahal laknat,Cakep!
loffl.tumblir.com
Pantun Untuk Para Penjilat dan Pemimpin Gila Hormat, anak buah penjilat pada pimpinan gila hormat, pengin dianggap malaikat padahal laknat, Capek Coi!
  • Pantun Untuk Para Penjilat dan Pemimpin Gila Hormat, anak buah penjilat pada pimpinan gila hormat, pengin dianggap malaikat padahal laknat, Capek Coi!


TRIBUNJOGJA.COM - Pantun berikut barangkali bisa memicu daya kreativitas lebih baik. 

Pantun bisa menjadi sarana menumpahkan perasaan yang tidak enak, besendau gurau hingga sebagai salah satu media memberikan kritik agar setidaknya menjadi lebih baik.

Pantun bisa dimainkan bersamaan sehingga menambah keseruan.

Bunga dahlia di taman kota

warna warni indah merona

punya pimpinan pengin dipuja seperti dewa

kelakuan tercela anak buah sama saja

 

bungai bangkai dihinggapi lalat

baunya tak sedap selalu melekat

anak buah penjilat pada pimpinan gila hormat

pengin dianggap malaikat padahal laknat

 

Burung berkicau di pagi hari  

Terbang tinggi ke pohon randu 

Pemimpin tak punya kendali diri 

Apa kata atasan, itu yang ditiru

 

Ke pasar malam naik delman 

Beli lampu buat penerangan 

Pemimpin tunduk, lupa tujuan 

Hanya jadi boneka, tak ada pegangan


Malam hari sinar purnama

berpadu bintang bersahutan

jadi pemimpin mati rasa

bicara apa faktanya beda


Jalan-jalan ke pasar minggu  

Beli sayur di pinggir kali

Pemimpin tunduk pada yang satu  

Rakyat pun hanya jadi penanti


Makan siang ke warung padang

Pilih lauk ayam ditambah ikan

Pemimpin busuk tertawa melenggang

Pura pura senyum, di belakang ternyata setan


Mancing ikan di tepi danau  

Bawa pulang dalam ember besar 

Pemimpin bicara suka meracau

Hanya mengulang, tanpa nalar


Tanam bunga di halaman rumah 

Mekar indah menambah semangat

Pemimpin tak berani ambil langkah  

Rakyat pun hidup dalam tersendat


Hujan turun membasahi kota

Pohon tumbang menutup jalan  

Pemimpin tanpa jiwa merdeka

Rakyat bingung, hilang harapan


Beli roti di toko sebelah 

Makan manis saat pagi cerah  

Pemimpin bermental tak berdaya  

Rakyat lawan tak boleh pasrah

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved