Berita Magelang Hari Ini

Ratusan Pedagang Borobudur Belum Dapat Lapak: Ombudsman RI Akan Fasilitasi Dialog dengan PT TWC

Ombudsman akan memfasilitasi pertemuan antara pedagang dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko guna mencari solusi.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Ombudsman RI temui ratusan pedagang Kompleks Candi Borobudur yang terdampak relokasi di Sekretariat Daulat Borobudur dan Sentra Kerajinan Makanan Borobudur (SKMB), Selasa (1/10/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Ombudsman RI menemui ratusan pedagang Kompleks Candi Borobudur yang terdampak kebijakan relokasi.

Pertemuan yang berlangsung di Sekretariat Daulat Borobudur dan Sentra Kerajinan Makanan Borobudur (SKMB) pada Selasa (1/10/2024) tersebut bertujuan untuk menindaklanjuti aduan para pedagang yang belum mendapat lapak berjualan di tempat relokasi, yaitu Kampung Seni Borobudur .

Anggota Ombudsman RI, Johanes Widiantoro, menjelaskan, pihaknya perlu mendengarkan langsung keluhan dari para pedagang. 

Setelahnya, Ombudsman akan memfasilitasi pertemuan antara pedagang dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko pada pekan depan guna mencari solusi terbaik. 

“Kami harus mendengar karena ini (pedagang) adalah pelapor kami, melalui teman-teman LBH. Informasi yang ada tentu harus kami konfirmasi kepada semua pihak yang diwakili. Kami sudah mendengar, dan ini akan menjadi catatan kami untuk menindaklanjuti pertemuan kami minggu depan dengan pihak TWC (PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko),” ujarnya pada Selasa (1/10/2024).

Ia juga berharap agar pertemuan ke depan bisa menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. 

"Harapannya agar ada kesepakatan dan solusi ke depan," tambahnya.

Johanes mengatakan, permintaan utama para pedagang adalah agar mereka bisa berjualan di Kampung Seni Borobudur.  

“Tadi sudah kita dengar, permintaan dasarnya adalah agar bisa berdagang lagi. Itu yang kami perjuangkan,” katanya.

Johanes juga menyinggung ketidaksesuaian data antara pedagang dan PT TWC. Hal itu disinyalir menyebabkan ada pedagang yang belum kebagian lapak.

Awalnya data menunjukkan ada 1.943 pedagang yang akan direlokasi termasuk pedagang yang tergabung dalam SKMB, namun setelah dilakukan verifikasi ulang, muncul perbedaan angka. 

"Ada ketidakcocokan data yang perlu kami konfirmasi ulang. Harapannya, semua pedagang bisa ditampung," tuturnya.

Sementara ketua SKMB, Muhammad Zulianto menyebut ada sekitar 350 pedagang yang tak dapat tempat relokasi di Kampung Seni Borobudur.

Mereka menuntut PT TWC untuk segera melakukan pembagian lapak agar mereka dapat kembali berjualan.

"Harapannya, kami bisa secepatnya masuk ke Kujon. Kita tidak di bawah paguyuban mana pun, kita merdeka mendapat (lapak) dari pihak TWC selaku pemangku kebijakan di sana memberikan kios sesuai data yang ada," jelasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved