Rangkuman Materi PAI Kelas 10 SMA Bab 10 Kurikulum Merdeka: Peran Wali Songo di Tanah Jawa

Kali ini kita akan belajar materi PAI kelas 10 SMA Bab 10 tentang Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia oleh Wali Songo

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA 

TRIBUNJOGJA.COM – Kali ini kita akan belajar materi PAI kelas 10 SMA/SMK Bab 10 tentang Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia (Metode Dakwah Islam oleh Wali Songo di Tanah Jawa).

Para wali ini tidak hanya sekadar tokoh agama, tetapi juga pemimpin, pendidik, dan seniman yang berhasil mengislamkan masyarakat Jawa dengan cara yang damai dan penuh hikmah. 

Materi ini dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati.

Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menganalisis peran tokoh ulama Islam di Indonesia (Wali Songo) dalam menyebarkan ajaran Islam, serta menjabarkan sejarah perjuangan dan metode dakwah Wali Songo di Indonesia yang dilakukan secara damai. 

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA 

Berikut di bawah ini rangkuman materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA/SMK Bab 10

A. Dakwah Islam Periode Pra Wali Songo

Dalam buku The Golden Kersonese, Islam masuk ke Indonesia pada pertengahan abad ke-7.

Dan yang paling awal menyebarkan ajaran Islam ke tanah Jawa adalah para pedagang Arab, melalui jalur perdagangan dengan Nusantara, jauh sebelum Islam.

Namun, secara umum proses masuknya Islam ke Nusantara yang ditandai dengan kedatangan para saudagar Arab dan Persia pada abad ke-7 Masehi, terbukti tidaklah mulus, namun ada kendala hingga memasuki abad ke-15.

Terdapat jeda dan rentang waktu sekitar delapan abad sejak pertama kali Islam datang ke Nusantara yaitu masa di mana Islam belum dianut secara luas oleh penduduk pribumi.

Dan baru kemudian pada abad ke-15, yaitu masa dakwah Islam yang dipelopori oleh tokoh-tokoh sufi yang dikenal dengan sebutan Wali Songo, Islam dapat diterima dan diserap ke dalam asimilasi dan akulturasi budaya Nusantara. 

 

B. Sejarah Dakwah Islam Masa Wali Songo

Wali Songo bagi masyarakat muslim Indonesia, memiliki makna khusus yang berhubungan dengan keberadaan tokoh-tokoh masyhur di Jawa.

Mereka berperan penting dalam upaya dakwah dan perkembangan peradaban Islam pada abad ke-15 dan abad ke-16 Masehi.

Kata wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan dari kata waliyullah, yang artinya adalah ‘orang yang mencintai dan dicintai Allah Swt.’

Dan kata songo yang merupakan bahasa Jawa yag berarti ‘sembilan’.

Wali Songo menjadi tokoh yang sangat penting di kalangan masyarakat muslim Jawa.

Hal ini karena ajaran yang mereka bawa merupakan ajaran yang unik, sosoknya yang menjadi teladan dan ramah kepada siapa pun, sehingga mereka mempermudah menyebarkan ajaran Islam di wilayah Nusantara.

Proses Islamisasi Jawa pun berjalan damai.

Masyarakat di Jawa memeluk Islam, melakukan hijrah dengan suka rela, karena Wali Songo menerapkan dakwah dengan kelembutan dan kedamaian sehingga mudah diterima dengan sangat baik.

Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 SMA Bab 6 Kurikulum Merdeka: Menjauhi Pergaulan Bebas

C. Metode Dakwah Wali Songo

Metode yang dipergunakan untuk penyebaran agama Islam di Jawa, dilakukan oleh para wali dengan memanfaatkan budaya lokal yang berkembang saat itu.

Seperti halnya wayang, tembang-tembang atau syair Jawa, gamelan atau alat musik Jawa serta upacara-upacara adat yang dipadukan dengan unsu-unsur ajaran Islam.

Para wali memasukkan nilai-nilai dan ajaran agama ke dalam berbagai unsur budaya tersebut.

Selain itu, beberapa strategi dan metode dakwah yang penuh dengan kedamaian yang ditempuh oleh Wali Songo, yaitu, ceramah, tanya jawab, keteladanan, pendidikan, kesenian, dan silaturrahmi.

 

D. Wali Songo dan Pembentukan Masyarakat Islam di Nusantara

a) Sunan Gresik

Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik, merupakan tokoh yang pertama kali dipercaya sebagai penyebar ajaran Islam di tanah Jawa.

Ia memperkenalkan Islam melalui adab dan perilaku maupun informasi yang ia sampaikan kepada masyarakat sehingga sering terjadi kajian yang panjang dan mengasikkan.

b) Sunan Ampel

Nama asli dari Sunan Ampel adalah Raden Rahmat.

Ia membangun pesantren sebagai lembaga pendidikan untuk terus mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat, sehingga Islam semakin berkembang di wilayah Ampel.

Ia juga mengenalkan ajaran yang sangat berkaitan dengan kebiasaan masyarakat kala itu, yaitu ajaran Moh Limo.

Moh Limo berasal dari bahasa Jawa yaitu emoh (tidak mau) dan limo (lima).

Artinya ajaran yang mengajak masyarakat untuk tidak melakukan lima hal yang tercela.

c) Sunan Bonang

Salah satu ajaran penting dari Sunan Bonang adalah penghapusan kastanisasi di masyarakat.

Dalam ajaran Islam, pengelompokan manusia berdasarkan kasta merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, di mana tidak ada yang membedakan derajat satu orang dengan orang yang lain melainkan ketakwaannya kepada Allah Swt.

Ia menyampaikan kedalaman makna ajaran Islam kepada pengikutnya melalui suluk yang dilantunkan dengan iringan alat musik gamelan.

d) Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah salah satu putra dari Sunan Ampel, dan merupakan saudara dari Sunan Bonang.

Nama aslinya adalah Raden Qosim atau juga dikenal dengan nama Syarifuddin.

Ia selalu mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak saling menyakiti, karena sebagai sesama muslim sebaiknya harus hidup rukun dan damai jangan sampai terpecah belah.

Adapun inti dari ajaran Sunan Drajat adalah Catur Piwulang (Empat Pengajaran). 

e) Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan.

Metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus adalah mengadopsi cara-cara yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sunan Bonang.

Ia tidak menggunakan jalan kekerasan atau radikalisme untuk mengubah masyarakat yang masih taat dengan kepercayaan lamanya dan mengembangkan prinsip tutwuri handayani yaitu turut membaur dan ikut serta dalam kegiatan masyarakat.

f) Sunan Giri

Nama asli dari Sunan Giri adalah Raden Paku dan memiliki nama panggilan lain yaitu Ainul Yaqin.

Di kalangan Wali Songo, Sunan Giri dikenal sebagai seorang wali yang ahli dalam bidang politik ketatanegaraan.

Adapun dalam bidang budaya, Sunan Giri mengembangkan dakwah Islam dengan memanfaatkan seni pertunjukan yang menarik minat masyarakat.

g) Sunan Kalijaga

Nama aslinya adalah Raden Said yang lahir pada sekitar tahun 1450 M.

Ia menyebarkan ajaran Islam dengan berdakwah baik melalui kegiatan pemerintahan, keagamaan, maupun kesenian.

Tidak jarang bahkan Sunan Kalijaga memodifikasi upacara-upacara adat, tata cara atau budaya yang selama ini berkembang dengan corak Hindu-Budha dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalamnya.

h) Sunan Muria

Nama aslinya adalah Raden Umar Said atau Raden Prawoto.

Metode dakwah yang dilakukan pun tidak jauh berbeda dengan yang ditempuh oleh Sunan Kalijaga, yaitu tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang kulit sebagai sarana dakwah.

Sunan Muria juga menciptakan tembang Sinom dan Kinanti sebagai media dakwah.

i) Sunan Gunung Jati

Nama aslinya ialah Syarif Hidayatullah.

Sunan Gunungkati adalah seorang wali yang memberikan banyak kontribusi untuk penyebaran agama Islam.

Adapun ragam metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati ialah nasihat-nasihat yang baik, menggunakan cara-cara yang bijaksana, tingkatkan belajar, saling tolong menolong, metode musyawarah, dan pembentukan kader dai.

 

E. Hikmah dan Pesan Damai dari Dakwah Wali Songo di Tanah Jawa

Dengan masuknya ajaran Islam, tidak lalu membuat tradisi Hindu dan Budha hilang begitu saja.

Para Wali Songo, menyisipkan nilai-nilai dan ajaran Islam sedikit demi sedikit melalui pendekatan budaya yang sudah berkembang di masyarakat, sehingga terjadilah apa yang dinamakan akulturasi dan asimilasi budaya.

Proses masuknya budaya yang baik, adalah dengan tidak menggunakan cara-cara yang kasar dan melukai hati, meskipun juga tetap harus mengandung unsur ketegasan.

Hal inilah yang selalu menjadi pegangan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. 

 

Peran Wali Songo dalam menyebarkan Islam di tanah jawa merupakan sebuah pelajaran beharga.

Melalui pendekatan yang bijaksana, toleran, dan kultural, mereka berhasil menanamkan nilai-nilai Islam di hati masyarakat Jawa.

Ajaran-ajaran Islam yang dibawa oleh para wali telah memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan peradaban di Nusantara. ( MG Maryam Andalib )

Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 10 SMA Bab 5 Kurikulum Merdeka: Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Indonesia

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved