Advertorial
KUBE Lestari Budaya Jadi Sarana Pelestarian Budaya dan Pengentasan Kemiskinan di DIY
Pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE) merupakan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan di DIY.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE) merupakan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan di DIY.
Sebab anggota KUBE adalah keluarga miskin yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Tidak hanya mengentaskan kemiskinan, ternyata KUBE bisa menjadi sarana pelestarian budaya, contohnya Kube Lestari Budaya.
Sekretaris Dinas Sosial DIY, Suyarno menerangkan KUBE Lestari Budaya menaungi 45 KUBE yang tersebar di kabupaten/kota di DIY. KUBE tersebut terbagi menjadi tiga kelompok usaha, yaitu kerajinan seperti pembuatan batik, lukis topeng, pembuatan blangkon, souvernir, dan lain-lain.
Sementara kelompok usaha makan minum mengolah makanan dan minuman tradisional seperti tiwul, klepon, hingga jamu.
Sedangkan kelompok usaha persewaan mengelola persewaan kostum untuk jathilan dan hadroh.
“Latar belakang KUBE Lestari Budaya ini adalah memberdayakan masyarakat, tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan peningkatan ekonomi yang berbasis budaya lokal maupun DIY. Jadi kube ini mengubah mindset, bahwa warga miskin tidak harus menerima bantuan dari pemerintah terus, tetapi mengelola usaha bersama untuk peningkatan kesejahteraan,” katanya, Kamis (26/09/2024).
Tentunya KUBE tidak dilepas begitu saja. Ada pendampingan melekat untuk memastikan kube berjalan baik. Ia menyebut keberhasilan kube dilihat dari tiga aspek, yaitu kelembagaan, sosial, dan ekonomi.
“Aspek kelembagaan dilihat dari lembaganya. Dalam satu kelompok beranggotakan 10 orang, ada yang menjadi ketua, sekretaris, dan lainnya. Dari aspek sosial, mereka ini mengumpulkan iuran sosial untuk memberikan bantuan kepada sekitarnya yang membutuhkan. Dan aspek ekonomi tentu dilihat dari adanya peningkatan pendapatan,” sambungnya.
Dengan dukungan dana keistimewaan, KUBE Lestari Budaya terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bahkan anggota kube bertambah dan mampu menyerap tenaga kerja di sekitar.
Kepala Sub Bidang Perencanaan Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan DIY, Eri Nurhayati mengungkapkan dukungan danais untuk kube memang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab tahun 2021 lalu perekonomian DIY terguncang akibat pandemi COVID-19.
Menurut dia, dukungan danais berupa hibah sarana dan prasarana pendukung juga merupakan investasi berkelanjutan, sekaligus pelestarian budaya.
“KUBE Lestari Budaya ini memang mengembangkan kearifan lokal, ada yang bikin batik, alat jemparingan, blangkon, dan lain-lain. Adanya bantuan ini juga mendukung pelestarian budaya di DIY, sehingga batik, blangkon, dan lainnya tetap lestari dan berkembang. Ini menjadi investasi ke depan juga, supaya kube terus berkembang,” ungkapnya.
Anggota KUBE Batik Saraswati, Linda Kurniawati menerangkan sebelum bergabung dalam KUBE Batik Saraswati, ia mengikuti pelatihan membatik di kalurahan. Dengan adanya dukungan Pemda DIY melalui danais, ia mengaku semakin termotivasi untuk terus berkarya dan mengembangkan KUBE Batik Saraswati.
“Sudah ikut pelatihan masa diam saja, makanya kemudian bergabung dengan KUBE Batik Saraswati, untuk menyalurkan keterampilan yang dimiliki. Adanya bantuan pemerintah jadi tambah semangat agar Batik Saraswati maju dan berkembang,” terangnya.
Pihaknya juga difasilitasi mengikuti pameran yang digagas Pemda DIY. Tentunya hal itu semakin meningkatkan promosi Batik Saraswati dan muaranya dapat meningkatkan pendapatan. Jika sebelumnya Batik Saraswati hanya mendapatkan 3-5 lembar pesanan per bulan, kini meningkat hingga 15 lembar pesanan.
Saat ini, KUBE Batik Saraswati tidak hanya membuat batik tulis, tetapi juga batik cap, dan ecoprint dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar. Hasilnya, batik ecoprint menjadi produk unggulan Batik Saraswati.
Pendamping KUBE Lestari Budaya, Martono menambahkan selain melakukan pendampingan, pihaknya juga memberikan motivasi kepada anggota KUBE. Tujuannya agar anggota KUBE tidak patah arang, terutama dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman saat ini.
“Sejauh ini anggota KUBE, termasuk KUBE Batik Saraswati selalu semangat. Kami berikan pendampingan dan motivasi, supaya mereka ini sejahtera dan keluar dari keluarga prasejahtera. Tantangan zaman ini juga harus disikapi, makanya kemarin kami mengajukan bantuan berupa handphone, supaya pemasaran lebih luas. Kami dampingi agar bisa melakukan pemasaran melalui sosial media, dan agar Batik Saraswati bisa dikenal tidak hanya di DIY, tapi nasional, bahkan internasional,” imbuhnya. ( ADV )