Rahasia Terkabulnya Doa: Hindari 6 Hal Ini Agar Doa Mustajab

Pernahkah kamu merasa doa yang kamu panjatkan seakan tak terjawab? Beberapa hal yang tanpa kita sadari justru menghambat terkabulnya doa. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Freepik: Doa
Ilustrasi tangan sedang berdoa 

TRIBUNJOGJA.COM – Pernahkah kamu merasa doa yang kamu panjatkan seakan tak terjawab?

Beberapa hal yang tanpa kita sadari justru menghambat terkabulnya doa. 

Lantas apa saja hal-hal yang bisa menghalangi terkabulnya doa?

Simak ulasan lengkapnya!

1. Memutus Silaturrahmi

Secara bahasa silaturrahmi berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari kata shilah dan ar-rahim.

Kata shilah berarti menyambung atau menghimpun.

Oleh karena itu, makna silaturrahmi ialah tindakan aktif menyambung atau menghimpun tali hubungan kekerabatan yang telah terputus. 

Berkaitan dengan terkabulnya sebuah doa, tali silaturrahmi berperan penting di dalamnya.

Bahkan, bagi yang memutuskan tali silaturrahmi, maka doa yang terpanjatkan akan diabaikan Allah sekaligus tidak akan mendatangkan keberkahan dalam hidup.

Sebagaimana dalam suatu hadis yang berbunyi, 

“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pada orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahmi, sedangkan orang yang paling cepat mendatangkan keburukan adalah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadis ini para ulama berpendapat bahwa silaturrahmi merupakan salah satu sebab terjadi luasnya rezeki.

Tak heran, jika Rasulullah juga melarang keras akan hal ini. 

Sebagaimana dalam sebuah hadis,

وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari sahabat Jubair bin Muth’im radhiyallahu Ta’ala anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturrahim.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari Muslim).

Doa dengan siluet
Ilustrasi tangan sedang berdoa

2. Mendikte Allah

Dalan berdoa kepada Allah tidaklah semestinya kita meminta dengan cara mendikte-Nya.

Tentu terdapat adab dalam berdoa.

Terlebih lagi, jika meminta doa hanya untuk keperluan duniawi dan nafsu semata.

Meskipun, Allah Maha Pengabul Doa, Maha Segalanya, namun mendikte Allah dengan cara demikian tidak dibenarkan.

Sebab, Allah Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan makhluk-Nya.

Baca juga: Khazanah Ilmu dalam Guratan Pena: Menulis sebagai Jalan Menuju Rida Allah

3. Matinya Hati

Hati merupakan tempat bermuaranya berbagai perasaan, tumbuh kembang antara kebaikan dan keburukan.

Maka, sudah tentu pula ia akan mempengaruhi segalanya.

Oleh karena itu, hati yang kotor akan menjadikannya ruang yang gelap, bahkan mati.

Jika sudah mati, maka seluruh komponen juga turut mati.

Dalam makna yang sama, Abu Hurairah r.a., berkata, “Hati ibarat panglima, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika panglima itu baik, maka akan baik pulalah tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya.”

Adapun beberapa literatur menyebutkan bahwa matinya hati itu disebabkan oleh beberapa hal di antaranya:

a. Meninggalkan salat

b. Melakukan kemaksiatan dan dosa dengan bangga

c. Benci pada Alquran

d. Gemar bermaksiat dan mencintai kemaksiatan

e. Sibuk hanya mempergunjing dan buruk sangka, serta merasa dirinya selalu lebih suci

f. Benci dengan nasihat baik dan fatwa-fatwa ulama

g. Tidak ada rasa takut terhadap kematian, alam kubur, dan akhirat

h. Gila dunia, bahkan tidak peduli halal dan haram yang penting kaya

i. Masa bodoh dengan keadaan dan urusan orang lain

j. Pendendam hebat

 

4. Malas Berdoa

Jika dicontohkan, orang yang malas berdoa itu biasanya orang yang berdoa jika ada maunya saja. 

Saat senang, ia sibuk dengan dunianya dan menyampingkan Allah.

Namun, ketika dihadapkan dengan masalah, ia berdoa sangat memohon kepada Allah.

Hal inilah yang menyebabkan Allah memperlama tempo terkabulnya doa.

 

5. Sombong

Menurut Imam al-Ghazali, doa akan menjadi sia-sia jika ada kesombongan di dalamnya.

Sombong adalah sifat tercela dalam Islam dan sangat dibenci Allah Swt.

Biasanya sombong lahir karena memiliki kelebihan atau sesuatu yang dapat menjadi kebanggaannya.

Sombong bukan hanya menjadi penghalang terkabulnya doa, tetapi juga dapat menjerumuskan kepada kebinasaan.

Hal ini tertuang dalam firman Allah Swt,

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman ayat 18).

 

6. Tamak

Tamak secara bahasa berarti rakus hatinya.

Sedangkan secara istilah, tamak ialah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum halal dan haram, yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Sifat ini pula dapat menjadikan manusia menjadi hina.

Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga akan kehidupan dunia. 

Tamak dalam berdoa juga tidak diperkenankan.

Artinya, tamak meminta ini itu, tetapi tidak dibarengkan dengan usaha bagi kepantasan doa-doanya. 

 

Setelah mengetahui enam hal yang menghambat terkabulnya doa, sekarang waktunya kita memperbaiki diri.

Hal ini dapat dimulai dengan memperbaiki kualitas ibadah kita, membersihkan hati, serta menjauhi segala larangan Allah Swt. ( MG Maryam Andalib )

Baca juga: Keutamaan dan Keajaiban Zikir: Kunci Menuju Ketenangan Hati dan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Sumber: Tribun Jogja
Tags
Doa
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved