Advertorial

Pemda DIY Gelar Peringatan Hari Literasi Internasional 2024

Pada tahun 2024 ini, mempromosikan pendidikan multibahasa literasi untuk saling pengertian dan perdamaian menjadi fokus utama.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Peringatan Hari Literasi Internasional 2024 dengan tema “Pujangga Sastra Wiwaraning Janma” yang digelar di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Selasa (10/9) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya terhadap literasi.

Peringatan Hari Literasi Internasional 2024 dengan tema “Pujangga Sastra Wiwaraning Janma” yang digelar di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Selasa (10/9) malam menjadi bukti nyata.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., menyampaikan bahwa ungkapan “Pujangga Sastra Wiwaraning Janma” bisa dimaknai sebagai bagian dari munculnya literasi dalam diri manusia akan meningkatkan kualitas manusia itu sendiri.

"Selain itu ungkapan ini juga merupakan kronogram dalam bentuk candrasengkala atau susunan kata-kata yang mempunyai arti atau makna perhitungan tahun Jawa, 1958," ungkap Dian.

Diungkapkan Dian, peringatan Hari Literasi Internasional 2024 merupakan wujud apiknya kolaborasi antara Paniradya Kaistimewaan, DPAD DIY, Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Dinkop UKM DIY, dan Ikatan Penerbit Indonesia DIY.

Pada tahun 2024 ini, lanjut Dian, mempromosikan pendidikan multibahasa literasi untuk saling pengertian dan perdamaian menjadi fokus utama.

"Ada kebutuhan mendesak untuk memanfaatkan potensi transformatif literasi guna mendorong saling pengertian, kohesi sosial dan perdamaian di dunia saat ini di mana multilingualisme merupakan praktek umum bagi banyak orang. Memberdayakan masyarakat dengan mengadopsi  mengadopsi pendekatan multilingual berbasis bahasa pertama untuk pengembangan dan pendidikan literasi sangat efektif karena manfaat kognitif, pedagogis dan sosial ekonominya," ungkap Dian.

Menurutnya, pendekatan semacam itulah yang dapat membantu mendorong saling pengertian dan rasa hormat sekaligus memperkuat identitas komunal dan sejarah kolektif.

"Sejak tahun 1967 perayaan tahunan hari literasi internasional telah berlangsung pada 8 September di seluruh dunia untuk mengingatkan para pembuat kebijakan visi dan masyarakat tentang pentingnya literasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terpelajar adil damai dan berkelanjutan," tambahnya.

Adapun peringatan Hari Literasi Internasional di DIY disemarakkan dengan berbagai kegiatan menarik di antaranya podcast Kaistimewaan dan Arsip Menyapa. Kedua podcast ini menghadirkan narasi-narasi menarik tentang sejarah, budaya, dan literasi di Yogyakarta.

Selanjutnya yakni kompetisi Bahasa dan Sastra 2024, ajang bagi para peserta untuk menunjukkan kemampuan berbahasa dan kesastraan mereka serta Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital yang menghimpun 39.486 peserta dari berbagai sekolah di DIY untuk berkompetisi dalam bidang bahasa dan aksara Jawa.

Tampil sebagai juara pertama Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa Digital yakni Dara Regita Cahyani (SMKN 1 Wonosari), diikuti Marsya Nur Alifah (SMKN 1 Girimulyo), Tectonicha Rizky Salsabila (SMA 8 Yogyakarta), serta juara harapan pertama dan kedua yakni Sukeni Widyastuti (SMAN 1 Kasihan), Elisa Putri Maharani (SMAN 2 Ngaglik).

Sementara kompetisi Bahasa dan Sastra memunculkan sejumlah pemenang yakni Bilqis Shakila (juara alih aksara anak), Dara Regita Cahyani (juara alih aksara remaja), Dianati Zuhidni (juara alih aksara dewasa), Adimas Alby Ersani (juara macapat anak), Aliya Nirwasita (juara macapat remaja), Bagas Nursatwika (juara macapat dewasa), Ascarya Helga (juara maca geguritan anak), Niha Khoirunnisa (juara geguritan remaja), Novita Suryaningtyas (juara maca geguritan dewasa) dan Atika Zahra Ratifa (juara maca crita cekak anak).

Selanjutnya ada Berliana Agista Putri (juara maca crita cekak remaja), Ari Sulistyo (juara maca crita cekak dewasa), Binar Mutiara Yahya (juara sesorah remaja), Nur'aini Azizah (juara pranatacara remaja) dan Jumuriyatman (juara dongeng umum).

Ditampilkan pula berbagai karya seni yang menggunakan aksara Jawa sebagai media ekspresi, seperti batik, keramik, dan sablon.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved