KISAH Mahasiswa UGM Bantu Persalinan Ibu di Lautan Lepas Papua, Tanpa Daratan Terombang-Ambing Ombak
Mahasiswa KKN-PPM UGM, Muhammad Ivan Pratista fokus membantu persalinan ibu hamil dari Pulau Liki, Papua. Persalinan itu terjadi di atas kapal
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Ombak di Samudera Pasifik itu terus menderu, tapi konsentrasi Muhammad Ivan Pratista, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terpecah.
Ia fokus menyelamatkan jiwa seorang anak dari rahim ibu bernama Nice Isabel Kondi. Mama Nice, begitu ia kerap disapa, adalah seorang perempuan berasal dari Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua.
Sementara, Ivan adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Profesi Kedokteran, peserta KKN-PPM UGM 2024 di Pulau Liki, pulau terluar Indonesia.
Dia sudah berada di pulau tersebut sejak awal Juli 2024, bersama dengan sejumlah mahasiswa lain.
Di Sabtu (10/8/2024) pagi yang tenang, Ivan dan anggota tim KKN-PPM UGM lain sedang melaksanakan program KKN seperti biasa.
Namun, ketenangan itu segera terkoyak. Mereka dikejutkan dengan teriakan seorang ibu kader posyandu yang tidak berada jauh dari lokasi KKN.
“Anak Ivan, tolong ada Mama Nice mau melahirkan!” seru ibu tersebut, ditirukan Ivan.
Sebagai mahasiswa dari Program Studi Profesi Kedokteran dan satu-satunya anggota tim dari bidang kesehatan, Ivan bergegas memeriksa kondisi Mama Nice yang sedang dalam posisi pembukaan tiga.
Sebenarnya, pelayanan persalinan di wilayah Sarmi bisa dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah tersebut.
Sayang, saat itu petugas kesehatan sedang tidak berada di tempat dan Mama Nice tidak punya pilihan lain.
Semua setuju bahwa Mama Nice harus segera dibawa ke Rumah Sakit di pulau utama untuk mendapatkan pelayanan terbaik.
Untuk menjangkau rumah sakit yang ada di pulau utama, mereka harus menyeberangi lautan luas menggunakan kapal speedboat.
Pulau utama yang dimaksud adalah pulau Papua yang jarak tempuhnya dari Pulau Liki bisa mencapai satu jam dengan menggunakan kapal speedboats.
Beberapa saat sebelum menuju dermaga penyeberangan, Ivan terlebih dahulu mengambil peralatan untuk dibawa.
Alat-alat yang ada ternyata begitu terbatas, hanya untuk perawatan luka dan infus.
Ivan pun segera berlari menuju ke pelabuhan penyeberangan sejauh kurang lebih dua km dari Pustu untuk menghemat waktu.
Setibanya Ivan di pelabuhan, Mama Nice sudah ditemani ditemani oleh beberapa ibu kader posyandu, dalam kondisi kontraksi dan lemas.
Tanpa butuh waktu lama, mereka pun berangkat menuju pulau utama. Ivan menjadi satu-satunya mahasiswa KKN-PPM UGM yang ikut mengantar Mama Nice melahirkan ke pulau utama.
30 menit perjalanan dan posisi kapal di tengah lautan lepas, Mama Nice mulai mengalami kontraksi yang hebat.
Pembukaan pun semakin besar dan harus segera dibantu bersalin. Dengan ombak yang mengombang-ambingkan kapal, tiada ada penampakan daratan, Ivan mempersiapkan dirinya untuk membantu Mama Nice.
Hati Ivan ikut berkecamuk. Situasi itu tidak ideal untuk melakukan persalinan. Ditambah, peralatan di Pustu begitu seadanya.
Dengan segala keyakinan atas kemampuan yang ia miliki, Ivan mengambil alih situasi dan memutuskan untuk berhenti kapal di laut lepas dan memulai persalinan di atas speedboats.
“Bersyukur, persalinan dapat berjalan dengan lancar, kira-kira pukul dua siang lahir bayi laki-laki dengan sehat dan ibunya pun sehat,” ucap Ivan dengan lega.
Ia tak menduga bisa mendapat pengalaman menolong seorang ibu melahirkan di lautan lepas Pulau Liki menuju ke Papua.
Ivan, Nama Anak Mama Nice
Saat speedboat kembali ke pulau, semua tampak bahagia menyambut kelahiran anak Mama Nice.
Kebahagiaan semakin bertambah saat Mama Nice mengumumkan nama anak laki-laki yang ia lahirkan tersebut.
Mama Nice memutuskan untuk memberi nama bayi laki-lakinya yang baru lahir itu dengan nama Ivan Maureets Teno, sesuai dengan nama Ivan yang telah menolong ibu dari bayi tersebut.
“Saya beri nama Ivan,” kata Mama Nice dengan berkaca- kaca.
Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Ivan yang telah menolongnya.
“Saya berterima kasih dan bersyukur kepada orang-orang telah menyelamatkan jiwa saya dan anak saya,” ujar Mama Nice tersenyum dengan menggendong bayinya.
Baca juga: Merajut Asa dari Alung Banua, Kolaborasi Tim KKN-PPM UGM dengan Kompas
Ivan tersenyum dan ikut haru saat mendengar namanya dijadikan nama anak laki-laki Mama Nice.
“Ivan merupakan nama saya, Maureets nama driver speedboat, dan Teno adalah nama marganya,” ujar Ivan.
Kisah heroik Ivan ini menyebar luas dan mulai ramai di media sosial.
Kisah Ivan menunjukkan bagaimana seorang mahasiswa muda berani menghadapi situasi sulit dan penuh keterbatasan demi menyelamatkan nyawa ibu dan anak di daerah yang sangat terpencil dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Bagi Ivan, yang ia lakukan bukan semata-mata bagian tugas dalam melaksanakan KKN-PPM, tetapi merupakan sebuah panggilan kemanusiaan.
Dengan semangat terus mau belajar, memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan, dan senang membantu sesama, itulah prinsip yang mengantarkan Ivan hingga tetap tenang dan dapat membantu Mama Nice dalam menghadapi situasi sulit.
Dosen Bangga
Kisah Ivan ini membuat bangga Ardhya Nareswari, ST, MT, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UGM di Pulau Liki.
Keberanian Ivan ini juga mendapat apresiasi dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada, termasuk Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Dr. dr. Rustamaji.,M.Kes yang mengelola KKN-PPM di UGM.
“Semoga kisah ini memberikan dampak positif bahwa KKN-PPM UGM yang hampir menjangkau seluruh wilayah Indonesia hingga di wilayah terluar memberikan banyak pengalaman yang menjadi bekal para mahasiswa untuk semakin mencintai Indonesia dan mengabdi untuk negeri,” pesannya.
Seperti diketahui, Pulau Liki merupakan salah satu pulau terluar di timur Indonesia berada di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, memiliki jumlah penduduk kurang lebih hanya 300 orang dengan 92 kepala keluarga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
| Christiano Tarigan Ungkap Penyesalan dan Isi Hati: Saya Tak Lari, Saya Turun Menolong Korban |
|
|---|
| Terapis dan Pengguna Jasa di Bantul Tepergok dalam Kondisi Tanpa Busana |
|
|---|
| Sidang Pleidoi Kecelakaan Maut Palagan, Christiano Tarigan Kena Sanksi Sosial Kematian Argo Ericko |
|
|---|
| Muda, Kreatif, dan Peduli Lingkungan, Siswa Jogja Raih Penghargaan Nasional di AHM Best Student 2025 |
|
|---|
| Limbah Kain Disulap Jadi Boneka, Serunya Anak-anak Belajar di Teman Perca di Yogyakarta |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.