Advertorial

Tradisi Kirab Siwur Jadi Pelestari Budaya dan Mengetahui Kondisi Warga yang Hidup Guyub Rukun

Kirab Siwur menjadi salah satu bentuk nyata dari tema Hari Jadi ke-193 Kabupaten Bantul yaitu Bersatu, Membangun Bantul Maju, Sejahtera dan Berbudaya

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Neti Rukmana
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengikuti kirab Siwur dengan naik andong dari Halaman Pendopo Kapanewon Imogiri, Kamis (11/7/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, merasa bangga dengan masyarakatnya yang terus menerus melestarikan budaya dan tradisi setempat. Satu di antaranya yakni terkait pelestarian kirab atau Ngarak Siwur pada 2024.


"Kirab Siwur itu menjadi salah satu bentuk nyata dari tema Hari Jadi ke-193 Kabupaten Bantul yaitu Bersatu, Membangun Bantul Maju, Sejahtera dan Berbudaya," katanya saat menghadiri Kirap Siwur di Halaman Pendopo Kapanewon Imogiri, Kamis (11/7/2024).


Menurut Halim, Kabupaten Bantul menjadi the origin of Mataram atau cikal bakal Mataram dan pintu gerbang budaya DI Yogyakarta. Bahkan, Bantul memiliki ragam budaya yang melimpah dan diwariskan oleh para leluhur.


Maka dari itu, penting untuk seluruh orang yang ada di Bumi Projotamansari bersama-sama menggandeng tangan dalam menjaga dan merawat warisan budaya setempat.


Pasalnya, apabila hal itu tidak dilakukan akan berdampak buruk terhadap eksistensi budaya yang ada di Bumi Projotamansari. Bahkan eksistensi warisan budaya yang ada bisa menjadi hilang karena tergerus oleh waktu dan derasnya arus globalisasi.


"Oleh karenanya, pada kesempatan ini, saya memberikan apresiasi serta terimakasih kepada seluruh masyarakat Imogiri yang secara konsisten rutin menggelar Kirab Siwur," ucap Halim.


Lanjutnya, selain sebagai wahana pelestarian budaya, Kirab Siwur juga menunjukkan kondisi betapa besarnya rasa guyub rukun warga Kapanewon Imogiri yang selalu harus dijaga dan dikembangkan.


"Karena, keharmonisan dan persatuan adalah modal dasar yang utama bagi kelangsungan pembangunan utama di Kabupaten Bantul," paparnya.


Sementara itu, Panewu Imogiri, Slamet Santosa, mengatakan, Kirab Siwur kali ini merupakan gelaran ke-23 kali. Di mana, terus disemarakkan dan didukung oleh seluruh pelaku pecinta budaya se-Kapanewon Imogiri.


"Dalam pelaksanaanya, ada kelompok dari masing-masing kalurahan se-Kapanewon Imogiri yang juga membawa hasil bumi untuk diperebutkan oleh masyarakat. Kemudian, ada pasukan bergada yang siap untuk menyemarakkan Kirab Siwur ke-23 ini," jelasnya.


Kata Slemat, Kirab Siwur menjadi bagian untuk mangayubagyo pelaksanaan Nguras Enceh atau Genthong yang ada di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri setiap tanggal 1 Sura.


"Kirab itu sudah menjadi suatu tradisi untuk menyemarakkan pelaksanaan Nguras Enceh. Jadi dalam kirab itu ada siwur atau gayung yang nanti kami serahkan kepada abdi dalem yang bertugas di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri," pungkas dia.( ADV )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved