PPDB 2024

Orang Tua Siswa Berharap Pengawasan PPDB Bisa Lebih Ketat, Minimalisasi Kecurangan

Sejumlah orang tua siswa berharap pengawasan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bisa lebih ketat untuk meminimalisasi kecurangan.

|
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Orang tua calon siswa SMP di Kota Yogya menunjukkan kegagalan dalam mengakses aplikasi PPDB yang terlihat dari layar gawainya, Selasa (13/6/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah orang tua siswa berharap pengawasan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bisa lebih ketat untuk meminimalisasi kecurangan.

“Kasus famili lain itu kan sering ya, sampai sekarang masih ada kan. Harapannya ya semoga semakin diperketat pengawasannya biar zero kecurangan,” kata Citra (37), seorang wali murid, Rabu (3/7/2024).

Citra menjelaskan, kecurangan itu merugikan anak-anak yang memang pantas untuk masuk ke sekolah tersebut. Orang tua juga ikutan pusing dengan hasil akhir.

“Misalnya ini, kalau anak saya ada di peringkat bawah di SMP Negeri, terus kegeser karena ada anak yang curang itu, terus anak saya kepental dari kuota, kan saya juga yang rugi ya,” terang Citra.

Selain pengawasan, dia berharap pemerintah juga bisa segera mempercepat pemerataan kualitas sekolah.

Citra menilai, munculnya kecurangan di masa PPDB itu disebabkan karena kualitas sekolah belum merata dan masih banyak orang tua mengkubu-kubu sekolah favorit dan nonfavorit.

“Orang tua juga kan masih ada yang mikir sekolah itu favorit, sekolah ini gak favorit. Jadi, mereka rela melakukan apapun untuk biar anaknya bisa masuk ke sekolah yang favorit,” papar dia.

Citra tak memungkiri orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan terbaik, tapi tidak dengan cara mengakali regulasi.

Mencurangi peraturan, menurutnya, tak membuat anak menjadi lebih baik. Justru mereka akan mudah mengikuti apa yang orang tua lakukan karena terbiasa curang.

“Ya kan anak akan melihat apa yang orang tua lakukan ya. Kalau orang tuanya saja sudah curang, anaknya nanti terbiasa curang. Percuma kan sekolah di tempat bagus tapi akhlaknya nol,” tukasnya.

Sementara, Dian (38) menambahkan, dirinya juga was-was jika muncul kecurangan di masa PPDB.

Anaknya memang masih di Sekolah Dasar (SD) dan hanya butuh dua tahun lagi untuk menuju ke jenjang selanjutnya.

“Stres lho kalau ada kecurangan gitu. Soalnya ngerasa rugi. Kalau korbannya anakku bagaimana,” tanyanya.

Dia berharap, pemerintah bisa mengawasi dan menindak pelaku kecurangan tersebut. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved