Pelajar SMA di Kulon Progo Ikuti Edukasi Literasi Digital Terkait Etika Bermedia Sosial
Literasi digital kali ini digelar secara daring melalui zoom dari studio SMAN 2 Wates Kulon Progo, Jumat (16/5/2024)
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Para pelajar jenjang SMA di Kabupaten Kulon Progo mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo.
Literasi digital kali ini digelar secara daring melalui zoom dari studio SMAN 2 Wates Kulon Progo, Jumat (16/5/2024), dengan mengusung tema 'Etika Pelajar di Dunia Digital.'
Kegiatan nobar tersebut digelar guna mengedukasi para pelajar SMA di Kulon Progo agar mengerti akan etika berkomunikasi di media sosial, sesuai perkembangan media sosial.
Di antaranya dengan memahami risiko kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online sexual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi.
Kepala BPSDMP Kominfo Yogyakarta, Dr Anton Susanto, SE, M.T.I, yang memaparkan Kreativitas Generasi Muda Melalui Digitalisasi Budaya mengatakan, indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di level 3,65 dari skala 1-5 poin.
Angka ini termasuk kategori tinggi dan terus meningkat selama tiga tahun terakhir.
"Penekanan pada penanaman etika di dunia digital merupakan soft approach dalam kebijakan kementerian komunikasi dan informatika.
Perkembangan teknologi mendorong pergeseran nilai atau bahkan disrupsi nilai-nilai luhur dalam berperilaku masyarakat, oleh karena itu program literasi digital bertemakan etika pelajar di dunia digital menjadi tepat dilakukan, apalagi dengan menyasar anak-anak SMA yg berada pada fase transformasi nilai-nilai hidup yang dipegangnya," papar Anton.
Menurut hasil penelitian Center For Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 bertajuk Teenager-Related Cyberbullying Case in Indonesia yang dilakukan kepada siswa SMA usia 13-18 dari 34 Provinsi di Indonesia.
Hasil penelitian terkait cyberbullying tersebut menyebutkan sebanyak 1.895 siswa (45,35 persen) mengaku pernah menjadi korban, sementara 1.182 siswa (38,41 persen ) lainnya menjadi pelaku.
Rata-rata para siswa tersebut mudah terhasut oleh konten-konten negatif, yang sangat kurangnya para siswa dalam mendapatkan edukasi tentang etika bermedia sosial.
Sementara Fidya Laela Sarie dari Miss Hijab Pendidikan Indonesia Tular Nalar, mengatakan acara literasi digital ini sangat penting karena mengedukasi para siswa SMA akan pentingnya etika bermedsos.
Edukasi digital saat ini harus mengerti tentang Prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary and Kind) dalam bermedia sosial.
"Para siswa harus dibekali dengan edukasi yang bisa memilah dan memahi setiap konten-konten yang terkirim melalui media sosial. Dengan dibekali literasi digital ini, diharapkan para siswa bisa terhindar dan bisa memilah akun medsos yang dinilai provokatif. Apabila mendapatkan konten dari media sosial, yang dinilai mencurigakan dan dianggap sebagai provokasi, para siswa harus mencari sumber berita yang jelas, supaya tidak dirugikan dengan adanya konten negatif tersebut," terangnya.
Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan generasi muda khususnya peserta pendidikan tentang etika pelajar di dunia digital. (*)
Gelar Seminar Literasi Digital, Kemenko Polkam Sebut Rendahnya Literasi Digital Buka Celah Hoaks |
![]() |
---|
Hobi Scrolling Sosmed Setelah Aktivitas Seharian, Relaksasi atau Kecanduan? |
![]() |
---|
Tips Mendidik Anak Islami agar Bijak Gunakan Gadget dan Media Sosial |
![]() |
---|
Muncul Grup 'Gay Jogja' di Sosmed, Ini Langkah Kapolresta Yogyakarta |
![]() |
---|
Masjid Jogokariyan Kehilangan Akses Digital, Rentetan Akun Media Sosial Kena Blokir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.