Puisi Abdul Hadi WM
Puisi Kemarau di Kota Abdul Hadi WM: Kemarau ini membiarkan kita menyapu gelisah Dan kurasa lebih
Puisi Kemarau di Kota Abdul Hadi WM: Kemarau ini membiarkan kita menyapu gelisah Dan kurasa lebih
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 unjuk kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Puisi Kemarau di Kota Abdul Hadi WM
Kemarau ini membiarkan kita
menyapu gelisah. Dan kurasa lebih hangat
tubuhnya
Debu. Atau gairah malam
bisik-bisik lewat televisi, sebelum sepi
Matanya yang redup menyaksikan
comedia-comedia yang mengasyikkan
pucuk-pucuk antene yang menangkap
suara-suara, sekuplet ayat dari qur'an
menggeliat
Engkau bermimpi
lalu malam pun segera tidur di sisi
Ranjangmu lembab, tapi hangat
kemarau ini telah membiarkan kita
saling berbisik, menatap, lalu berjabat
dua sunyi dari kawat-kawat telpon. Peluit kereta
tengah malam buta
Kukira kemarau ini akan pergi
membiarkan kita berdua menggigit jari
Debu. Atau gusar malam, comedia demi comedia
segera meninggalkan pembicaraan tentang setia
Rekomendasi untuk Anda
Baca Juga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.