Berita Sleman Hari Ini
7 Ekor Ternak Warga Gayamharjo Sleman Mati Mendadak, Diduga Kena Antraks
Sebanyak tujuh ekor ternak milik warga Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman secara berurutan mati mendadak.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak tujuh ekor ternak,-- terdiri dari satu sapi dan enam kambing,-- milik warga Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman secara berurutan mati mendadak.
Enam dari tujuh ternak yang mati tersebut disembelih lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada warga kampung setempat, bahkan ada yang dibawa ke Kabupaten Gunungkidul melalui sistem Brandu.
Belakangan, ternak yang mati tersebut diduga terjangkit antraks .
Petugas terkait saat ini masih menyelidiki atas temuan kasus tersebut.
Dukuh Kalinongko Kidul, Marjoko bercerita, awal mula ternak milik warganya mati mendadak ini terjadi pada tiga hari sebelum hari pemungutan suara pemilu 2024.
Kala itu, ada 4 kambing yang secara mendadak mati.
Satu ekor kambing, oleh pemiliknya langsung dikubur karena mati tidak diketahui.
Sedangkan 3 ekor lainnya, kala itu kondisinya masih sekarat dan oleh sang pemilik langsung disembelih.
"Kemudian dagingnya di brandu oleh warga setempat, di Kalinongko kidul. Ada kambing yang loro (sakit) disembelih dan dagingnya dibagi bagi," kata Marjoko, Jumat (8/3/2024).
Baca juga: DPKH Gunungkidul Temukan 3 Hewan Ternak Mati dalam Waktu Berdekatan
Selang hari berikutnya, di malam sebelum pencoblosan, di kandang yang sama giliran satu ekor sapi kondisinya sekarat atau nyaris mati.
Sang pemilik kemudian menyembelihnya.
Daging sapi tersebut lalu kembali dibrandu dengan dibagikan kepada 30 Kepala Keluarga.
Tapi yang mengonsumsi daging tersebut diduga lebih dari 30 Keluarga karena satu keluarga ada yang kembali membagikan dagingnya kepada sanak saudaranya.
Setelah menyantap daging sapi tersebut, ada warga terindikasi sakit diare, pusing hingga muntah-muntah.
Dua hari berikutnya, dua ekor kambing yang tersisa mengalami kondisi serupa, nyaris mati.
Satu ekor kambing langsung disembelih di Kalinongko kidul.
Sedangkan 1 ekor lainnya dibawa ke luar wilayah, tepatnya di Kabupaten Gunungkidul.
Mengingat, kampung Kalinongko kidul ini berbatasan langsung dengan Gunungkidul.
"Di Gunungkidul di Brandu berlima. Warga yang makan dagingnya, ada yang diare parah, sakit kepala dan muntah. Ada juga yang timbul sakit bintik. Kebetulan itu suami kakak saya. Dia sakit dan sekarang dirawat di RSUD Prambanan dan kabarnya mau dirujuk ke RS dr. Sardjito," kata Marjoko.
Menurut dia, kakak iparnya tersebut mengalami sakit bintik di lengan dan di pelipis mata.
Kondisi pelipis matanya membengkak dan menutup bagian mata hingga ke tenggorokan sehingga kesulitan untuk makan.
Hasil sementara dari diagnosa dokter luka di mata akibat terjangkit herpes.
Namun bintik yang di lengan masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium.
"Dan Ndilalah, sapi kakak saya (di Gunungkidul) juga ikut mati dan 2 ekor kambingnya juga mati," katanya.
Menurut Marjoko, kasus ternak mati mendadak ini, sudah dilaporkan dan sudah ada tindaklanjut dari Puskeswan Kabupaten, Provinsi dan dari Puskemas Prambanan.
Juga berbarengan dari petugas di Gunungkidul pada Jumat (8/3) siang.
Para petugas ini langsung mendatangi Padukuhan Kalinongko kidul, Gayamharjo untuk melakukan sosialisasi, pemeriksaan sekaligus pengobatan awal bagi warga yang telah mengonsumsi daging ternak mati mendadak tersebut.
Diperkirakan lebih kurang ada 50 orang yang mengonsumsi.
Sebagian warga, yang mengaku bergejala juga dilakukan pengobatan dan pengambilan sampel darahnya.
"Jadi sementara baru penyelidikan, pengumpulan data, pengumpulan sampel dan baru diselidiki. Sudah dilakukan langkah penanggulangan dan pencegahan karena di indikasikan mengarah ke antraks. Tapi hasilnya, secara resmi saya belum dikasih tau jadi belum bisa memastikan," kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dr. Cahya Purnama membenarkan jika Dinas Kesehatan Sleman bersama Dinas Kesehatan Gunungkidul dan Dinas Pertanian maupun Balai Besar Veteriner (BBVET) Yogyakarta, pada Jumat (8/3) telah melakukan investigasi ke lapangan di wilayah Prambanan. Di lokasi tersebut, petugas mengambil puluhan sampel serum.
"Pengambilan sampel berupa 26 sampel serum dan 1 sampel swab scar atau kulit dan sudah di kirim ke laboratorium," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Ir. Suparmono saat dikonfirmasi masih belum bisa memberikan keterangan banyak.
Pihaknya mengaku baru memitigasi terkait persoalan tersebut. Ia meminta waktu untuk membuat laporan rincinya.
"Ditunggu laporan lengkapnya njih, sedang proses mitigasi," kata dia.( Tribunjogja.com )
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.